Tak seperti rekan-rekan separtainya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku sudah legawa dengan hasil Pilkada Serentak 2024. Meskipun hasilnya tak sesuai ekspektasi, kalah di sejumlah provinsi besar di Pulau Jawa, utamanya di wilayah Jawa Tengah (Jateng) kandang banteng.
Apapun hasilnya, kata Puan, pihaknya sudah memaksimalkan upaya untuk memenangkan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah. Meskipun pada akhirnya usaha tersebut belum berhasil membawa keduanya menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah Periode 2024-2029.
“Ya kita sudah mengevaluasi, mengkonsolidasikan, kita sudah berusaha secara maksimal ya namun rakyat Jawa Tengah sudah memilih gubernur dan wakil gubernur,” kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2024).
Kendati belum berhasil memenangkan kursi Pilgub, Puan mengklaim pihaknya masih menyebut Jawa Tengah sebagai kandang banteng. Hal ini dikarenakan mayoritas paslon yang diusung PDIP di tingkat kabupaten/kota di Jawa Tengah berhasil meraih kemenangan.
“Alhamdulillah dari 35 kabupaten/kota, PDI Perjuangan berhasil memenangkan dari hasil perhitungan suara sementara 19 kab/kota yg diajukan untuk kader. Jadi ya silakan menilai apakah PDI Perjuangan di Jawa Tengah masih bisa bertahan atau tidak,” ujarnya.
Puan memang layak disebut si banteng adem. Dia lebih bijak dalam menyikapi kekalahan partainya di Pilkada 2024. Puan tak ingin berkoar-koar menuduh polisi mengintervensi Pilkada sebagaimana rekan-rekan partainya.
Ia mengatakan, dugaan keterlibatan Partai Cokelat alias polisi tak perlu dibuat riuh. Puan bilang, jika memang ada bukti adukan saja ke pihak berwenang. “Jika ada bukti kemudian memang terlibat secara nyata, saya meminta untuk dilaporkan,” kata Puan.
Sikap berbeda ditunjukkan oleh rekan separtainya. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyalahkan Partai Cokelat alias Kepolisan atas kekalahan yang menyesakkan ini. Menuduh polisi intervensi dalam gelaran pesta demokrasi.
“Partai Cokelat ini sudah barang tentu adalah oknum-oknum kepolisian. Cuma karena tidak hanya satu, tidak hanya satu tempat. Mungkin sebaiknya kita tidak menyebut oknum-oknum. Tapi ini sudah sesuatu yang bersifat dari komando. Dan saya kira pemegang kuncinya adalah Listyo Sigit. Beliau bertanggung jawab terhadap institusi yang dia kendalikan, yang dia pimpin,” kata Hasto saat konferensi pers di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2024).