Market

Pulihkan Ekonomi dan Pariwisata, Kemeparekraf Jagokan Program ADWI

Sabtu, 15 Okt 2022 – 14:08 WIB

Direktur Tata Kelola Destinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Indra Ni Tua menyatakan, program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, bertujuan menumbuhkan ekonomi sektor pariwisata.

Hal itu disampaikan Indra saat mewakili Menparkeraf Sandiaga S Uno menyambangi Desa Pulau Sapi, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, dikutip Sabtu (15/10/2022).

Indra menjelaskan, sebelum pandemi COVID-19 yang masuk Indonesia awal 2020, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia. Sebelum akhirnya jatuh ke paling bawah akibat pandemi COVID-19. “Untuk menaikkan peran pariwisata terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat, dibuatlan program ADWI,” ungkapnya.

Program ADWI yang berbasis komunitas, kata Indra, merupakan karya masyarakat dan yang merasakan manfaatnya adalah masyarakat juga. Program ini sangat berdampak positif terhadap kesejahteran masyarakat, terutama dalam upaya pemulihan ekonomi. “Tidak hanya manfaat ekonomi, tapi juga mempertahankan sosial budaya dan alamnya juga tetap terjaga. Karena itu, partisipasi semua penggerak desa wisata diperlukan, agar ADWI semakin besar tahun depan,” jelas Indra.

Saat tiba di Desa Pulau Sapi, rombonga Kemenparekraf disambut hangat masyarakat dan jajaran pemerintahan setempat. Informasi saja, Desa Pulau Sapi masuk daftar 50 desa wisata terbaik ADWI 2022 setelah lolos uji standar penilaian tim juri.

Selanjutnya, Indra dan rombongan bertemu tetua adat dan mengikuti prosesi penyambutan di dekat patung Buaya. Rombongan disuguhkan Tari Riberu Bulan. Wakil Bupati Malinau, Jakaria menyatakan bangga memiliki Desa Pulau Sapi yang luas dan kebangganan Indonesia, karena paru-paru dunia ada di Malinau. Memiliki hutan konservasi asri, serta pohon terbesar di Indonesia. “Kami mengapresiasi Kemenparekraf yang sudah jauh jauh ke perbatasan dan pedalaman ini,” ungkapnya.

Bicara potensi pariwisata, Desa Pulau Sapi dikenal dengan adat dan budaya yang kental, yaitu Suku Dayak Lundayeh. Desa Pulau Sapi berjarak 16,8 kilometer atau 30 menit dari Bandara Robert Atty Bessing, Malinau. Desa ini dialiri Sungai Gita Merengang di bawah pegunungan Mentarang Baru. Tersedia persewaan long boat untuk menyisiri sungai itu.

Jangan lupa untuk berbelanja buah tangan untuk hadiah, yakni kain batik motif etnik, tas rotan, topi kulit kayu, kalung dan gelang manik. Sedangkan kulinernya ada Luba Laya (Nasi Lemak), Luba Tara (nasi keras), Biter (sup), None (Lemang), Teluk Lawid (ikan di fregmentasi), Ruti (kue tradisional), dan Kikid (sayuran).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button