Market

Sudah Diguyur PMN Rp7,5 Triliun, Garuda Masih Saja Buntung

Tahun ini, keuangan PT Garuda Indonesia Persero) Tbk masih babak belur, meski sudah diguyur duit Penyertaan Modal negara (PMN) Rp7,5 triliun melalui APBN 2022. Paruh pertama 2023, maskapai pelat merah ini ‘boncos’ hingga US$76,38 juta. Setara Rp1,14 triliun (kurs Rp15.000/US$).

Meski buntung besar, Direktur Utama (Dirut) Garuda, Irfan Setiaputra masih mencoba menghibur. Bahwa kerugian di semester I-2023 turu, ketimbang kuartal I-2023 sebesar US$110,03 juta, atau setara Rp1,65 triliun.

Irfan mengatakan pendapatan Garuda Garoup mengalami pertumbuhan 58,85 persen menjadi US$1,39 miliar, dibandingkan semseter I-2022 yang mencapai US$878,69 juta. “Kenaikan pendapatan usaha Garuda Indonesia hingga semester I 2023 dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan penerbangan berjadwal sebesar 62,70 persen dari 677,28 juta dolar AS, menjadi 1,10 miliar dolar AS,,” kata Irfan, Jakarta, dikutip Kamis (3/8/2023).

Kata dia, capaian ini sejalan dengan performa kinerja operasional perseroan secara konsolidasi yang konsisten tumbuh positif. “Di mana sampai dengan Juni 2023, Garuda Indonesia Group berhasil mengangkut sebanyak 9.052.109 penumpang, atau tumbuh hingga 39 persen secara tahunan pada periode yang sama yakni 6.516.555 penumpang,” kata Irfan.

Sedangkan untuk pendapatan penerbangan tidak berjadwal pada semester I-2023, mencatatkan pertumbuhan 62,68 persen dari US$87,57 juta menjadi US$142,45 juta.

Adapun untuk pendapatan lainnya, hingga semester I-2023 ini, Garuda berhasil membukukan nilai pendapatan sebesar US$151,37 juta. Angka ini tumbuh 33 persen dibandingkan semester I 2022.

Hingga akhir kuartal III-2023, Garuda memproyeksikan melaksanakan proses delivery armada narrow body sebanyak tiga. Kegiatan ini akan dilakukan secara bertahap dari total keseluruhan lima armada narrow body yang akan diterima di tahun ini.

Menurut Irfan, hal itu dilakukan sebagai bagian dari implementasi program akselerasi peningkatan kapasitas produksi Garuda Indonesia.

“Fondasi kinerja keuangan ini tentunya tidak terlepas dari berbagai fase restrukturisasi yang berhasil dirampungkan perseroan pada akhir tahun lalu, hingga berhasil mengantarkan Garuda Indonesia mencatatkan laba US$3,81 miliar, yang turut dikontribusikan oleh pendapatan dari restrukturisasi utang yang dijalankan,” jelas Irfan.

Ia menyebut dalam mewujudkan bisnis model yang sehat, pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap seluruh lini, baik dari sisi bisnis usaha, layanan, dan operasional secara berkelanjutan. “Hal ini akan terus diimplementasikan untuk menghadirkan layanan penerbangan yang reliable dan juga profitable,” tutup Irfan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button