News

R20 Masuk ke Jantung Diplomasi Dunia, Tawarkan Agama Sebagai Solusi

Sabtu, 08 Okt 2022 – 09:54 WIB

Safira Nu - inilah.com

Mungkin anda suka

Wakil Ketua Pelaksana Forum R20, Safira Machrusah. (Foto: Istimewa)

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Liga Muslim Dunia (MWL) menggelar forum agama G20 atau biasa disebut Religion of Twenty (R20) pada 2-3 November 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali. Forum ini mengundang tokoh-tokoh agama dunia untuk berdialog secara terbuka mengenai kepedihan sejarah dan upaya untuk menjadikan agama sebagai solusi bagi berbagai problem dunia saat ini dan di masa depan.

“Ini justru jantungnya diplomasi. Masyarakat negara lain merasa bahwa negara mereka punya concern yang sama, yaitu ingin mengajak supaya ada perdamaian lewat agama-agama,” kata Wakil Ketua Pelaksana Forum R20, Safira Machrusah (Rosa), dalam keterangannya, Jumat (7/10/2022)

Forum R20 ini, menurut Rosa, merupakan diplomasi yang lebih membumi. Meskipun keberhasilannya memang relatif karena harus ada ukurannya, upaya ini memungkinkan para tokoh yang hadir untuk dapat mengimplementasikan hal serupa di negara masing-masing.

“Efek yang akan bagus kalau mereka yang diundang terinspirasi dari agenda forum tersebut. Insya Allah ketika mereka kembali, masing-masing akan meniru agenda ini,” kata perempuan yang pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Aljazair itu.

Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah negara-negara yang terlibat dalam R20 diharapkan dapat menindaklanjuti berbagai hasil kesepakatan forum secara rutin dengan menggandeng tokoh-tokoh agama.

“Pemerintah harus berterima kasih kepada para pemimpin agama. Pemerintah harus menindaklanjuti (hasil R20) dengan kegiatan regular yang isinya menyemai moderasi beragama atau apa saja,” ujarnya.

Pendekatan Hati ke Hati

Seturut pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, agenda dialog antarpemuka agama ini memang hendak menjadikan agama sebagai solusi problem global, tapi tidak berambisi mampu mengatasi semua masalah dunia. Karena itu, R20 hadir untuk membawa satu pesan yang benar-benar khas dan orisinal yang akan disampaikan para pemimpin agama, baik dari kalangan moderat, liberal, hingga kelompok yang dianggap radikal.

“Kalau ingin menjadikan agama sebagai solusi, harus berani legowo mengundang siapapun, baik pro maupun kontra. Ini misi diplomasi yang sangat bagus,” kata Rosa.

Karenanya, ia menegaskan bahwa agama berperan penting dalam proses diplomasi, terlebih dengan melakukan pendekatan dari hati ke hati. Baginya, pendekatan macam ini bakal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap diplomasi antarnegara.

“Kalau kita melakukan pendekatan dari hati ke hati kepada masyarakatnya, ini memberikan pengaruh sangat positif terhadap rekatnya hubungan pemerintah. Langsung ke masyarakat itu gaungnya luar biasa,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button