Arena

Ralf Rangnick ‘Korban’ Politik Manchester United

Manajer Manchester United Ralf Rangnick, kini seperti sedang merasakan panasnya kepentingan politik  dewan kepemimpinan MU.

Terbatasnya wewenang kepada Rangnick membuat suasana internal MU tidak sehat. MU enggan untuk mendukung Rangnick di bursa transfer bulan ini, mengingat dia tidak akan memimpin dalam waktu yang lama hanya enam bulan

Bintang-bintang top seperti Paul Pogba dan Edinson Cavani mengeluh karena tidak menjadi pilihan utama.

Sang pemain ternama kelas dunia Cristiano Ronaldo, membanting kostum saat Rangnick ganti dengan Maguire. Tak ketinggalan, Anthony Martial bahkan menuduh Rangnick berbohong terkait pernyataannya menolak bermain.

Legenda MU, Roy Keane mengatakan kepada Sky Sports bahwa ada yang salah di ruang ganti MU. Sepertinya para pemain tidak menyukai satu sama lain.

“Salah satu masalah terbesar yang kami miliki adalah kami kehilangan terlalu banyak bola dalam transisi ketika kami menguasai bola, jujur itu salah satu hal yang paling mengkhawatirkan saya,” katanya sebelum pertandingan.

Politik yang tidak sehat tentu berpengaruh terhadap performa karyawan. Demikian juga dengan pemain sepak bola di sebuah klub.

Ruang Ganti

3292296 67326188 2560 1440 - inilah.com

Suasana ruang ganti begitu berperan dalam meraih kesuksesan. Kekompakan di luar lapangan berpengaruh terhadap kekompakan di dalam lapangan. Keduanya saat ini, sialnya, tak terlihat di MU.

Kritikan Roy Keane yang super pedas kepada Harry Maguire dan beberapa pemain lainya tidak berimbas positif.

Kritik dan saran dari para legenda MU, baik yang diutarakan dengan sopan maupun keras, justru terkesan menambah kekeruhan dan membebani tim.

Demikian juga pernyataan Paul Scholes yang terkesan menyudutkan Rangnick, juga tidak banyak membantu. Menurut Scholes, walau Rangnick mendapat kehormatan, bahkan sebagai guru dari banyak pelatih top Jerman, ia tidak banyak meraih trofi.

Pernyataan-pernyataan seperti itu semakin mengembuskan hawa panas ke “dapur” MU.

Namun yang paling berperan dalam situasi ini menurut Scholes adalah kebijakan para policy maker MU.

Merekrut Ragnick namun hanya sebagai manajer interim hingga akhir musim terbukti kontraproduktif. Petinggi MU memilih untuk wait and see.

Apabila Rangnick berhasil membawa MU masuk empat besar di Liga Inggris dan meraih hasil lumayan di kancah Liga Champions dan Piala FA, ia akan bertahan. Andai tidak, Mauricio Pochettino, yang kini melatih PSG, menurut laporan berbagai media Inggris sudah siap merapat ke Old Trafford.

Rangnick sendiri walau berharap dirinya dipertahankan, telah memberikan rekomendasi kepada pengurus untuk merekrut Erik Ten Hag yang kini sedang menebar pesona bersama Ajax Amsterdam.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button