Arena

Rama Teguh Adi P, Atlet Sepeda Nasional Hafiz Quran yang Mendunia

Tiga belas tahun lalu, saat duduk di bangku kelas V SD, Rama Teguh Adi Pratama (22) pernah bermimpi untuk menjadi atlet sepeda profesional. Kini, mimpi itu terwujud. Di umur yang masih sangat muda kejuaraan tingkat nasional hingga internasional ia sudah pernah jelajahi.

Kayuhan sepeda Rama menjajal jalan terjal bukit atau pegunungan sehingga membuatnya melompat mendunia dengan segudang prestasi.

Pemuda kelahiran Garut, 11 November 1999, itu memang lahir dan dibesarkan di Kota Dodol tersebut. Dia menekuni balap sepeda gunung sejak usia sembilan tahun. Ketertarikan Rama pada cabang olahraga itu  muncul dan dipelajarinya secara otodidak.

Dalam wawancara eksklusif Rama dengan inilah.com, Sabtu (10/9/2022), Rama menceritakan, meski memiliki keterbatasan waktu karena saat itu menjalani pendidikan agama di Pesantren. Termasuk, ia juga terbentur dengan minimnya fasilitas di Garut yang menopang aktivitas latihan balap sepeda gunung ia terus berlatih dan bekerja keras menggapai mimpinya.

Bukan atlet namanya bila mudah menyerah, justru ia gigih berlatih dengan meminta izin dan membujuk gurunya di Pesantren agar memperbolehkannya berlatih. Untuk itu, Rama tetap menjadi santri yang tekun menyelami dunia akademis sekaligus menorehkan prestasi olahraga dengan menjajal jalan terjal balap sepeda gunung.

Hafiz Quran

Selain jago bersepeda, Rama juga memiliki latar belakang akademis dan nilai-nilai reiligius yang kuat. Kegigihannya dalam menyeimbangkan akselerasi di dunia akademis dan olahraga membuatnya semakin menapaki jalan mulus untuk menuai prestasi dari kedua bidang dengan menjadi pebalap sepeda gunung yang juga penghapal Al Qur’an.

“Alhamdulillah dengan dukungan dari teman-teman di Pondok, guru, ustaz serta izin Allah SWT, Rama didukung untuk latihan dan bertanding, Alhamdulillah bisa jadi santri yang berprestasi di bidang olahraga,” kata Rama.

Bahkan, dalam satu kesempatan, Rama lebih dahulu menyetorkan hapalan ayat Al Quran dibandingkan santri lain agar ia mengantongi tiket dispensasi dari gurunya untuk berlatih dan bertanding. “Alhamdulillah dari beberapa pembina, Rama bisa setoran beberapa ayat hapalan, nah itu yang jadi tiket Rama karena kan itu bagian dari tanggungjawab Rama sebagai santri,”tambahnya.

Perjuangan Rama tak hanya menyeimbangkan sisi akademis dan keminatan olahraga, ia juga harus rela belajar dalam kondisi fisik yang mengalami cedera usai menjalani latihan. Sehingga, kaki atau bahu yang bengkak seringkali dirasakan Rama saat kembali belajar di Pesantren.

Namun, ia bersyukur memiliki sahabat di Pesantren yang membantu dan mendukungnya berkiprah sebagai atlet balap sepeda gunung. Bahkan, saat Rama menjadi langganan pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit dan menumpangi mobil ambulans.

Jatuh bangun, terjun gelanggang dengan keterbatasan waktu dan akses justru membuatnya lebih gigih dan konsisten dalam menekuni balap sepeda gunung. Terlebih, Rama disokong dengan aliran dukungan dari keluarga, teman dan lingkungan sekitarnya. Dukungan mereka, kata Rama, merupakan stimulus untuk tetap melaju dan mengayuh sepeda gunungnya hingga garis finish.

Begitulah cara hidup Rama. Dia selalu berdoa, bekerja keras menggapai mimpinya, tetapi sadar kalau semesta tidak selalu mewujudkan keinginannya. Peraih juara kejurnas balap sepeda Indonesia National Championship (INC) 2022 kategori enduro di Banyuwangi Juli lalu ini mempelajari hal tersebut ketika kecelakaan saat latihan menuju final di ajang National Championship pada tahun lalu.

Rama dilarikan ke IGD rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan terpaksa harus absen selama 3 hari. Namun, Rama meminta izin pelatih untuk kembali ke arena National Championship. Rama akhirnya kembali terjun ke gelanggang dengan kondisi yang belum stabil. Saat menjalani latihan yang kedua, Rama kembali terjatuh karena lintasan trek yang rumit akibat turunnya hujan.

Cedera kedua kalinya ini membuat Rama tak bisa bergerak, terutama di bagian bahu, engkel dan lutut. Kemudian, setelah mendapat perawatan intensif, Rama kembali terjun balapan dalam kondisi cedera dan berhasil meraih medali emas dalam Perhelatan Downhill Banyuwangi Ijen Geopark Jawa Timur pada tahun kemarin.

Tanpa jeda, Rama melanjutkan perjalanan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk mengikuti Gravity International Enduro Rinjani Geopark Lombok NTB dengan berhasil keluar sebagai runner up.

Dalam kisah kegigihannya, Rama diberikan keajaiban oleh Allah SWT karena dalam kondisi cedera dirinya mampu melaju dengan kecepatan maksimal untuk keluar sebagai pemenang. Terlebih, dukungan keluarga, sahabat dan timnya yang terus mendoakan dan mengiringi langkah Rama mewujudkan mimpinya sebagai Top Professional Rider.

“Yang membuat Rama kuat itu Allah, atas izin dan ridho Allah SWT. Lalu support dari lingkungan yang stay di beberapa titik, lompat sana lompat sini, bahkan sampai di trek pun mengejar agar Rama bisa fight. Ini yang membuat Rama terus semangat dan bangun. Alhamdulillah Allah mudahkan dan atas doa orang terdekat, miracle,” ungkap Rama.

Asa dan Cita-cita

Whatsapp Image 2022 09 10 At 10.51.49 - inilah.com

Rama Teguh Adi Pratama adalah penghapal Al-Qur’an yang dimentori Ustaz Adi Hidayat dan terjun sebagai pebalap sepeda gunung. Rama tak hanya bermimpi untuk meraih prestasi gemilang dalam balap sepeda gunung yang ia geluti, namun ternyata mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung itu juga bercita-cita menjadi seorang pengusaha.

Bukan tanpa sebab, mimpinya untuk menjadi pengusaha lahir karena dirinya memiliki ketertarikan dalam dunia usaha. Apalagi, Rama mengagumi J Atherton yang juga menapaki kiprah sebagai professional rider atau pebalap yang menekuni dunia usaha.

Terlebih, Atherton juga pernah meraih Top Rider World Championship, sehingga semakin memotivasi Rama untuk sukses dalam menajamkan karier sebagai pebalap sekaligus piawai dalam berniaga.

Meski demikian, bila Rama dalam perjalanannya mendapatkan raihan prestasi, ia tak menuntut pemerintah untuk memberi apreasiasi. Sebab, ia mencintai hobinya untuk terus mengayuh sepeda gunung dalam beragam kejuaraan nasional maupun internasional.

Termasuk, bila ada tawaran apresiasi dari pemerintah untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), ia takkan menolaknya. Tetapi, ia takkan menuntut apresiasi pemerintah atas prestasinya, sebab Rama mengutamakan harumnya nama Indonesia menjadi flamboyan di Asia bahkan dunia.

Enduro World Championship 2022

Whatsapp Image 2022 09 10 At 10.51.52 - inilah.com

Remaja asal Garut, Jawa Barat, Rama Teguh Adi Pratama berharap dapat mengharumkan nama Indonesia saat terjun gelanggang dalam perhelatan Enduro World Championship 2022 yang akan digelar di beberapa Negara pada pertengahan September hingga Oktober 2022 mendatang.

Perhelatan ini mestinya digelar 8 seri, namun Rama hanya mengikuti 3 seri yang akan digelar di Crans Montana Swiss, Loudenvielle Perancis dan Finaleligure Italia.

Tak muluk-muluk, Rama ingin dirinya menjadi pebalap yang aktif dalam perhelatan Enduro World Championship 2022 dan berdiri dengan kepala tegak meraih kemenangan.

Diketahui, Enduro World Championship 2022 akan dimulai pada 17-18 September 2022 di Crans Montana, Swiss. Lalu, dilanjutkan kembali pada 24-25 September 2022 di Loudenvielle, Perancis. Dan seri ketiga akan digelar pada 1-2 Oktober 2022 di Trophy of Nation, Finaleligure, Italia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button