Fenomena jasa joki Strava belakangan bikin heboh jagat maya. Joki ini muncul seiring dengan meningkatnya tren olahraga lari dan seseorang punya kecenderungan membagikan pencapaiannya ke media sosial.
Strava merupakan aplikasi yang cukup akrab bagi kalangan pelari hingga pesepeda.
Aplikasi ini punya fungsi utama merekam aktivitas olahraga para penggunanya dan memiliki sejumlah fitur yang bermanfaat bagi pengguna.
Layanan joki Starava dianggap sebagai jasa yang nyeleneh. Terlebih, joki ini muncul dengan menawarkan kebutuhan jasa yang hanya digunakan untuk mendapatkan validasi atau pujian dari orang lain.
Layaknya joki pada umumnya, pengguna joki Strava ini harus membayar tarif tertentu untuk bisa menggunakan jasa ini.
Dokter Andhika Raspati, spesialis kedokteran olahraga mengungkapkan bahwa fenomena ini sudah menyalahi tujuan seseorang untuk olahraga itu sendiri.
“Tujuan yang diharapkan orang untuk olahraga itu kan ingin mencari sehat gitu bukan jadi pamer kan. Nah ini kan dengan adanya joki Strava ini memang benar-benar membuat orang menjadi berubah haluan, bukan lagi soal sehat apa enggak, tapi soal keren enggak keren dipandang orang. Jadi enggak ada faedahnya,” kata Andhika saat dihubungi Inilah.com, Sabtu (6/7/2024).
Andhika menyebutkan kemunculan fenomena joki Strava ini menjadi sebuah anomali, sebab bukannya meningkatkan minat seseorang berolahraga, namun justru sebaliknya.
“Jadi kan apa ya, di satu sisi dia, si joki Strava ini membuat orang jadi enggak latihan yang penting modal sombong, di-upload di sosmed, tapi yang di sisi lain juga dia membuat orang-orang yang bekerja menjadi joki ini mengalami beban kerja yang jadi berkali-kali lipat karena kerjaan joki ini. Karena ini kan juga beresiko gitu buat jokinya,” beber Andhika.
Selain tidak bermanfaat bagi pengguna jasa, fenomena joki Strava juga tidak selalu menguntungkan bagi penyedia layanannya. Seperti yang sudah disinggung Andhika, penyedia layanan joki memiliki risiko bila memaksa berolahraga di luar kapasitasnya.
“Joki Strava ini membuat orang yang menjoki ya dia bekerja dengan memaksa fisiknya gitu padahal kan dia belum sebugar itu ya. Artinya orang-orang yang memang sebenarnya dia juga harusnya kerja. Harusnya dia mungkin latihannya tetapi let’s say 30 menit misalnya contoh gitu lah. Tapi kemarin gara-gara dia menjoki Strava ini, dia jadi harus mungkin 2 jam karena kerjaan jokinya,” kata Andhika.
Risiko Cedera
Risiko paling memungkinkan yakni cedera terutama pada bagian tertentu yang mendapat beban berlebihan.
“Artinya beban latihan jadi nambah, gara-gara dia harus melakukan beban latihan di luar yang seharusnya. Jadi ya tadi, dengan recovery yang mungkin enggak begitu baik ya pasti akan bisa menimbulkan masalah di kemudian hari gitu. Entah masalah cedera lah, entah masalah di jantung mungkin kalau memang dia ada masalah di jantung. Jadi ini yang sangat tidak perlu harusnya ini benar-benar yang namanya fenomena ini, harusnya enggak perlu,” ujarnya.