‘Ramalan’ The Simpsons Meleset, Trump Memang Ditembak tapi tidak Tewas


Kartun The Simpsons dikenal suka menyajikan episode yang dianggap sebagai sebuah ramalan. Apa yang diskenariokan Simpsons kerap jadi kenyataan, tapi tidak untuk Donald Trump.

Simpsons ternyata pernah memprediksi Donald Trump meninggal dunia, digambarkan Trump ditempatkan di peti mati dengan dasi merah dan jas biru lengkap. Kedua tangannya ditempatkan di atas perut, selayaknya jenazah di peti mati.

Semua berawal dari seorang pengguna yang mengklaim bahwa insiden penembakan Donald Trump telah diramalkan oleh The Simpsons. Membagikan beberapa tangkapan layar dari episode tersebut, pengguna tersebut mengatakan, “Simpsons harus menjelaskan ini.”

Kegagalan prediksi Simpsons ini pun viral di media sosial. Akun X @kirawontmiss yang membagikan dan kini telah menyorot perhatian 6,1 juta netizen. Angkanya pun terus bertambah seiring waktu. “Ini kali pertama untuk saya melihat prediksi Simpsons gagal,” tulis akun itu.

Diketahui, dunia dihebohkan dengan berita tentang insiden penembakan yang terjadi selama rapat umum mantan Presiden AS Donald Trump di Pennsylvania pada hari Sabtu (13/7/2024) waktu setempat.

Menurut direktur komunikasi Trump yang berusia 78 tahun, Steven Cheung, Trump baik-baik saja dan sedang diperiksa di fasilitas medis setempat.

Biro Investigasi Federal (FBI) berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat kampanye, pada Sabtu (13/7/2024) waktu setempat.

FBI mengungkap data identitas penembak Donald Trump adalah seorang pria berusia 20 tahun dari Pennsylvania. Sejauh ini berdasarkan investigasi, FBI juga menyatakan bahwa insiden penembakan itu terindikasi adanya percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump.

Akun X @vmastraocaster mengunduh identitas yang diduga pelaku. Dari unggahannya, identitas tersebut memiliki kemiripan dengan informasi yang diungkap FBI.

Dalam unggahan, tertera nama terduga pelaku adalah Thomas Matthew Crooks. Pria yang akan menginjak usia 21 tahun pada September mendatang adalah warga Bethel Park, Pennsylvania.

Yang mengejutkan, ia merupakan pendukung Partai Republik, partai pengusung Donald Trump.  Kemunculan unggahan ini menguatkan rumor ada upaya menggagalkan pengusungan Trump.

Keretakan internal ini memang sudah lama terendus. Apalagi dalam kampanye Trump kerap menjelek-jelekkan berbagai kebijakan bipartisan yang telah diambil oleh Partai Republik dan Partai Demokrat, termasuk soal perbatasan AS dengan Meksiko. Hal ini membuat para anggota parlemen dari Partai Republik geram.

‘Cuci Tangan’ Tuduh Biden?

Anggota Partai Republik menuduh Presiden AS Joe Biden sebagai dalang di balik penembakan pada rapat umum Donald Trump.

“Hari ini bukan sekadar kejadian yang terisolasi,” kata senator Ohio JD Vance yang disebut-sebut sebagai calon wakil presiden Trump.

Dia mengatakan premis utama kampanye Joe Biden adalah bahwa Donald Trump adalah seorang fasis otoriter yang harus dihentikan dengan cara apa pun. “Retorika tersebut mengarah langsung pada percobaan pembunuhan Trump,” kata Vence.

Sementara, Presiden AS Joe Biden mengatakan semua orang harus mengutuk tindakan kekerasan menyusul penembakan di rapat umum Donald Trump. Biden juga menyerukan kecaman luas terhadap kekerasan politik. “Intinya, demonstrasi Trump adalah demonstrasi yang seharusnya dapat dilakukan dengan damai tanpa masalah,” kata Biden.

Ketika ditanya apakah dia yakin Trump adalah korban percobaan pembunuhan, Biden mengatakan akan didalami lebih lanjut. “Saya tidak tahu banyak, saya punya pendapat, tetapi saya tidak punya fakta,” kata dia.