Bakal calon wakil gubernur Jakarta, Rano Karno mengaku paham dengan permasalahan dan keresahan para seniman di pusat kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Hal itu menjawab tantangan para seniman yang meminta dirinya mencabut Pergub Nomor 63 Tahun 2019 tentang penugasan kepada Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk melakukan revitalisasi TIM.
Rano mengatakan untuk mengatasi permasalahan tersebut harus ada titik temu antara Pemprov Jakarta selaku pengelola dengan para seniman.
“Dulu kita latihan gratis, sekarang latihan aja bayar. Dulu kita mau baca puisi di bawah pohon boleh, sekarang Satpol PP datang, misalnya seperti itu. Harus dikasih floor, kasih area yang memang bebas berekspresi,” kata Rano saat menghadiri diskusi para seniman di TIM, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024).
Rano tak menampik bahwa susahnya mencari solusi untuk masalah pengelolaan TIM. Terlebih, total biaya revitalisasi TIM mencapai Rp1,7 triliun. Menurutnya, Konsep dan kebijakan di pusat kesenian Jakarta tersebut tidak berjalan baik.
“Tentu dari sudut bisnis mereka harus mengelola. Tapi harusnya ada komponen-komponen yang bisa bicara dari sudut kesenian,” ujar Rano.
Ia menyebut, para seniman kesulitan untuk membuat pertunjukkan di TIM karena mahalnya biaya sewa gedung. Begitu pun penonton menjadi berkurang.
“Artinya kalau tempat ini tanpa kesenian kering, nah itu yang dicari jalan tengahnya. Pasti ada jalan tengahnya,” ucap Rano.