Realme C75: Inovasi Baru di Tengah Tekanan Pasar yang Kian Sulit


Realme resmi meluncurkan Realme C75, smartphone entry-level pertama dengan sertifikasi IP68 dan IP69 di Indonesia. Dengan daya tahan luar biasa, perangkat ini mencoba menciptakan standar baru di segmen smartphone tangguh. 

“Dengan menggabungkan ketangguhan dan fitur-fitur canggih, realme C75 menetapkan tolok ukur baru untuk smartphone entry-level. Smartphone ini adalah perangkat yang mencerminkan komitmen realme untuk memberikan value tinggi dan memenuhi beragam kebutuhan penggunanya,” kata Public Relations Lead realme Indonesia Krisva Angnieszca dalam keterangannya, Selasa (10/12).

Namun, di tengah peringkat Realme yang terlempar dari lima besar pasar smartphone Asia Tenggara, langkah ini tampak sebagai upaya agresif untuk merebut kembali perhatian konsumen.

Fitur Tangguh yang Menarik, Tapi Kompetisi Ketat

Realme C75 hadir dengan tiga keunggulan utama: tahan air, tahan banting, dan baterai 6.000 mAh. Smartphone ini bahkan dilengkapi dengan sertifikasi MIL-STD-810H untuk ketahanan terhadap benturan, serta teknologi SonicWave Water Ejection untuk mengeluarkan air dari lubang speaker.

Sertifikasi IP68 dan IP69 menjadi nilai jual utama. Fitur ini membuat Realme C75 mampu bertahan dari cipratan air hingga semburan air bertekanan tinggi, menjadikannya pilihan menarik bagi pengguna aktif di lingkungan basah atau berdebu. Dengan harga Rp2.299.000 saat flash sale, Realme C75 menargetkan pasar anak muda dengan gaya hidup dinamis.

Namun, tantangan besar menghadang. Canalys melaporkan bahwa pangsa pasar Realme di Asia Tenggara semakin tergerus, bahkan keluar dari posisi lima besar. Dengan OPPO, Samsung, TRANSSION, Xiaomi, dan vivo mendominasi, Realme harus bersaing di segmen entry-level yang semakin kompetitif.

Mengapa Realme Kehilangan Momentum?

Canalys mencatat pasar smartphone Asia Tenggara tumbuh 15% pada Q3 2024, dengan total pengiriman 25 juta unit. Namun, Realme yang pernah menjadi pilihan populer anak muda kini menghadapi tantangan berat:

  1. Perang Harga: Segmen entry-level didominasi perang harga dan promosi besar-besaran, di mana vendor seperti Xiaomi dan OPPO telah menciptakan produk kompetitif dengan strategi branding yang kuat.
  2. Portofolio Produk Kurang Tersegmentasi: Kompetitor seperti Samsung dan OPPO sukses menyederhanakan portofolio entry-level mereka, sementara Realme masih harus memperbaiki segmentasi produk untuk mengurangi konflik harga.
  3. Strategi Distribusi Lemah: Samsung dan Apple terus memperluas toko pengalaman premium, sementara kompetitor lain menggandeng operator untuk penetrasi lebih luas.

Realme C75, Strategi Pemulihan?

Meski Realme C75 membawa inovasi menarik, pertanyaannya adalah apakah perangkat ini cukup kuat untuk membantu Realme bangkit? Keunggulan ketahanan air dan daya tahan bantingnya merupakan diferensiasi signifikan, tetapi kompetisi di pasar entry-level tidak hanya soal spesifikasi, melainkan juga strategi branding, distribusi, dan harga.

Realme harus memanfaatkan momentum peluncuran ini dengan kampanye pemasaran yang kuat dan perluasan distribusi. Selain itu, meningkatkan fokus pada segmen harga menengah atas bisa menjadi langkah strategis untuk mengimbangi perang harga di segmen entry-level.