Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kaka Suminta pesimistis 580 anggota DPR yang baru dilantik akan bisa menunjukkan kinerja lebih baik dari periode sebelumnya. Alasannya, mereka yang terpilih merupakan hasil rekrutmen yang buruk.
“Rekrutmen pencalonan mereka oleh partai politik kemarin juga tidak terlalu bagus ya,” ujar Kaka saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Menurut dia, parpol seperti kehilangan arah dalam memajukan para kadernya sebagai wakil wakyat. Mengingat, yang diusung itu ialah kader-kader yang terkesan hanya populer atau memiliki ‘bekingan’ elite partai.
“Banyak partai politik yang lebih banyak menaruh orang-orang, yang dianggap mempunyai jejaring dan kemudian juga populer. Nah kemudian, bahan dari bahan yang tidak terlalu bagus ini, apa yang bisa dilakukan?,” kata Kaka menegaskan.
Apa yang disinggung Kaka bukan ‘omon-omon’ sebab soal adanya rekrutmen yang buruk dalam partai politik memang sedang jadi buah bibir. Bahkan tiga kader PDIP, yakni Sri Rahayu, Arteria Dahlan dan Tia Rahmania menjadi korban ‘ditumbalkan’ demi bisa meloloskan kader lain yang punya kedekatan dengan elite.
Di kasus Sri Rahayu dan Arteria, melibatkan langsung keluarga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Arteria semestinya bisa kembali menjabat jadi anggota dewan usai Sri Rahayu mundur tapi dia harus merelakannya demi ‘melayani’ trah Soekarno. Dia pun bercerita, bagaimana detik-detik Romy Soekarno–cucu Presiden Pertama RI Soekarno–mendatanginya untuk meminta kursi anggota DPR RI.
Pada pertemuan yang terjadi di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Romy memohon Arteria mengalah, karena menjadi anggota dewan merupakan cita-citanya.
“Saya menghargai Mas Romy, as a part of royal family, beliau mendatangi saya, memohon agar saya bisa membantu beliau bisa mewujudkan cita-citanya di hadapan Bu Mega dan Ibunda beliau Almarhumah Ibu Rahmawati. Dan itu hanya bisa diwujudkan kalau beliau duduk di DPR. Saya ini loyalis PDI Perjuangan. Darah saya ini merah, kami melayani keluarga Bung Karno,” kata Arteria.
Sementara di kasus Tia Rahmania, diduga melibatkan orang terdekat Sekjen PDIP Hasto Kritiyanto. Tia melalui kuasa hukumnya Jupryanto Purba mengungkapkan kecurigaan adanya rekayasa di Mahkamah Partai terkait pemecatan dirinya oleh PDIP, menjelang pelantikan sebagai anggota DPR RI.
Purba menjelaskan sebelum ada putusan Mahkamah Partai, pada 5 Juni 2024 Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto sudah terang-terangan menyebut bahwa yang menjadi anggota DPR RI adalah Bonnie Triyana, bukan kliennya.
“Sebelum putusan Mahkamah Partai keluar ada saya liat di youtube bahwa pak Hasto Sekjen menyampaikan dibulan Juni tanggal 5 bahwa yang jadi DPR itu adalah Bonnie. Artinya apa? Dia sudah mendahului keputusan Mahkamah Partai,” ujar Purba kepada wartawan, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/9/2024).
“Kita menduga, ini semacam rekayasa saja. Statement Pak Hasto selaku Sekjen menyampaikan itu di depan orang banyak, dengan kata-kata ‘Bonnie terpilih sebagai anggota DPR, walaupun banyak rintangan walaupun banyak liku-liku’. Artinya sebelum putusan Mahkamah Partai keluar ini sudah digiring. Sekelas Sekjen loh bisa menyampaikan seperti itu. Ada videonya, boleh di cek,” ucap dia mencontohkan pernyataan Hasto.
Diketahui, sebanyak 580 anggota DPR terpilih periode 2024-2029 resmi dilantik. Pelantikan digelar di ruang sidang paripurna, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024). Dari ratusan legislator ini, diisi oleh wajah lama.
Pelantikan turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto serta jajaran menteri kabinet. Sekjen DPR Indra Iskandar membacakan keputusan presiden tentang peresmian keanggotaan DPR periode 2024-2029. Lalu 580 wakil rakyat mengucapkan sumpah/janji sebagai anggota DPR dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung (MA) Muhammad Syarifuddin.
Secara simbolik, lima anggota dewan menandatangani berita acara sumpah/janji. Kemudian ada penyerahan memori DPR oleh Pimpinan DPR periode 2019-2024 kepada pimpinan sementara DPR dan penandatanganan berita acara serah-terima.
Kemudian, DPR periode baru juga sudah menetapkan lima anggota dewan sebagai pimpinan definitif. Ketua DPP PDIP Puan Maharani kembali menjabat sebagai ketua DPR. Sementara posisi Wakil Ketua DPR diisi, Adies Kadir dari Golkar, Sufmi Dasco Ahmad dari Gerindra, Saan Mustopa dari NasDem dan Cucun Syamsurijal dari PKB.