Rektor Universitas Pancasila Dinonaktifkan Buntut Dugaan Pelecehan Seksual

Yayasan dan Pendidikan Universitas Pancasila (YPPUP) menonaktifkan Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Hedratno (ETH) terkait dugaan pelecehan seksual terhadap karyawan perempuan di kampus tersebut.

Sekretaris Yayasan, Yoga Satrio mengatakan pada Jumat (23/2/2024) malam pihak yayasan mulai melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.

“Mencakup mendalami perkembangan pelaporan yang ada, melakukan identifikasi permasalahan yang berkembang, melakukan koordinasi yang intens dengan berbagai pihak diantaranya LLDikti Wilayah III untuk mendapatkan arahan terkait isu-isu permasalahan yang berkembang,” ujar Yoga dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Yoga mengatakan, setelah melakukan koordinasi pihaknya kemudian mengadakan Rapat Pleno Yayasan pada Senin (26/2/2024).

“Diputuskan bahwa YPPUP telah mengambil Keputusan untuk menonaktifkan Rektor per hari ini, Selasa 27 Februari 2024, dengan adanya keputusan tersebut YPPUP menunjuk Wakil Rektor I sebagai Plt Rektor sampai dengan dilantiknya Rektor baru periode 2024-2028,” kata yoga.

Lebih lanjut, Yoga membeberkan bahwa saat ini pemilihan rektor masih berjalan. Kata dia ada delapan bakal calon rektor.

“Proses pemilihan Rektor masih terus berjalan, dan sudah terdapat 8 kandidat Bakal Calon Rektor sehingga pemilihan Rektor dapat segera dilaksanakan,” ucapnya

Sebelumnya, Sebanyak dua orang jadi korban dugaan pelecehan ETH Rektor Universitas Pancasila, Jakarta Selatan. Selain RZ, korban lainnya yaitu DF juga melaporkan ETH ke Polisi.

DF diketahui melaporkan Rektor Universitas Pancasila tersebut ke Mabes Polri. Adapun laporan teregister dengan nomor STTL/36/I/2024/Bareskrim.

Sementara RZ melaporkan ETH ke Polda Metro Jaya dengan nomor LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA.

“Ya jadi sebenarnya ini ada dua korban, yang melaporkan membuat laporan ada dua bukan satu orang,” ujar Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani dihubungi wartawan, Jakarta, Minggu (25/2/2024).

Amanda menjelaskan, keduanya merupakan karyawan di Universits Pancasila. Namun pada saat kejadian pelecehan, DF bekerja sebagai karyawan honorer.

Akan tetapi Amanda tidak menyebut pelecehan yang dilakukan ETH terhadap DF. Kata dia, setelah kejadian tersebut DF langsung mengundurkan diri atau resign.

“Kalau DF setelah kejadian itu enggak lama dia resign, mengundurkan diri karena dia ketakutan,” ucap Amanda.

Sementara itu, RZ yang juga korban pelecehan ETH langsung dimutasi tidak lama setelah kejadian pelecehan.

“Kejadian pelecehan itu kalau tidak salah tanggal 6 Februari (2023) dan mutasinya itu tanggal 21 Februari (2023) juga. Di bulan yang sama,” katanya.

Amanda melanjutkan, menurut kliennya tidak ada penjelasan merinci mengenai mutasi tersebut. Dia menduga mutasi itu berkaitan dengan perubahan sikap RZ.

“Sejak kejadian itu, RZ bilang mbak sejak kejadian itu, aku tuh kalau di panggil ke ruang rektor, aku enggak mau sendiri’,” tutur Amanda menirukan RZ.

“Sehingga itu kayaknya membuat si rektor itu mungkin lama-lama kesal juga, ini sudah tidak lah. Akhirnya, dia dimutasi,” tambahnya.

Sumber: Inilah.com