Market

Resesi Ekonomi Mulai Terasa, PMI Anjlok 51,8 Pertanda Manufaktur Babak Belur

Selasa, 01 Nov 2022 – 19:14 WIB

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita.

Sepanjang Oktober 2022, ekspansi industri manufaktur mengalami perlambatan. Bisa jadi dampak dari resesi ekonomi global. Tercermin dari merosotnya angka Purchasing Managers Index (PMI) dari 53,7 pada September 2022 menjadi 51,8.

Pada Selasa pagi (1/11/2022), Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku kaget dengan anjloknya angka PMI. Ternyata benar, dampak dari pelemahan ekonomi dunia. “Pada bulan lalu (September), Indonesia (PMI) 53,7. Pagi ini, saya mendapat kabar pada Oktober 51,8. (Tapi) Kita masih bersyukur masih ekspansif. Level ekspansif kita rasakan 14 bulan berturut-turut,” kata Menperin Agus dalam Link and Match IKM Komponen Otomotif dengan Supplier APM di Jakarta, Selasa (1/11/2022).

Politisi senior partai Golkar ini, menjelaskan, level PMI di atas 50 pertanda masih oke. Menunjukkan, industri manufaktur Indonesia tergolong masih ekspansif. Sebaliknya, kurang dari 50 menunjukkan manufaktur tertekan, atau terkontraksi.

Meski turun, kata Menperin Agus, industri manufaktur Indonesia masih jauh lebih tinggi ketimbang sejumlah negara di dunia, termasuk ASEAN. “Negara-negara besar seperti China, Eropa, Korea Selatan dan Taiwan sekarang PMI-nya di bawah 50,” tuturnya.

Data Bloomberg mencatat manufaktur S&P Global, PMI Manufaktur Taiwan turun menjadi 41,5 ke 42,2. Hal yang sama dialami Jepang, PMI Manufaktur Jepang turun tipis dari 50,8 ke 50,7. Namun berbeda dengan Korea Selatan yang naik dari 47,3 menjadi 48,2. Namun levelnya masih di bawah 50 alias terkontraksi. Untuk kawasan ASEAN, PMI Manufaktur Thailand terjun bebas dari 55,7 ke level 51,6. Begitu pula China dan Australia.

Masih kata Menperin Agus, untuk menjaga manufaktur tetap ekspansif, pemerintah berupaya menjaga permintaan (demand) industri. “Itu nanti harus dibantu pemerintah dengan berbagai kebijakan, dari mulai insentif maupun stimulus. Nanti akan kita pelajari, kita kaji, untuk bantu industri agar tidak mengalami perlambatan dalam industri manufakturnya,” imbuhnya.

Sampai tutup tahun, Menperin Agus menargetkan, PMI manufaktur Indonesia bisa anteng di level 51. “Kita berharap akan tetap sehat, any point di atas 51. (Meski) di atas 50 masih ekspansif, tapi kita mendorong atau mengupayakan di atas 51,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button