Kanal

Revolusi Digital 4.0, Ridwan Kamil Ingatkan Dosen Perlu Adaptasi

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta stakeholder dan dosen perguruan tinggi di Jabar untuk menciptakan program studi kekinian sesuai dengan kebutuhan zaman demi menghasilkan sumber daya manusia yang cakap terhadap revolusi digital 4.0.

“Poin terbesar, di sini jangan hanya business as usual, tapi lakukan terobosan yang saat ini jadi kebutuhan menghadapi perubahan zaman ini, yaitu dengan jurusan-jurusan baru yang dulu tidak ada. Seperti prodi renewable energy dan digital marketing”, teknologi media sosial, teknologi pangan yang menjawab revolusi 4.0,” kata Ridwan Kamil, di Kota Bandung, Rabu (09/02).

Untuk merespons disrupsi pandemi COVID-19 dan disrupsi digital 4.0, Ridwan Kamil berharap stakeholder hingga dosen perguruan tinggi se-Jabar dapat menyiapkan skema terbaik saat memberikan pembelajaran.

Pasalnya, di masa depan, dosen di perguruan tinggi tak akan menjadi penyalur ilmu semata, melainkan sebagai pemilah ilmu yang akan jadi bahan pelajaran oleh mahasiswanya.

“Adanya revolusi digital dengan ekonomi 4.0, kemudian disrupsi pandemi yang mengubah cara kita hidup, itu harus direspons. Insya Allah, kalau perguruan tinggi pandai beradaptasi, maka mimpi Indonesia negara maju, sebagian besar disumbang dari SDM yang diproduksi oleh perguruan tinggi, khususnya di Jabar,” ujar Kang Emil.

Tantangan Jabar

Hal ini menjadi tantangan berat bagi Provinsi Jabar karena jumlah penduduknya terbesar se-Indonesia.

Namun keuntungannya berbanding lurus dengan jumlah universitas dan perguruan tinggi yang mencapai 450.

“Jadi provinsi dengan penduduk terbesar ini jumlah perguruan tingginya juga terbanyak, ada 450. Kita sedang persiapan menuju negara maju karena di G-20 saja kita peringkat 16,” kata dia.

Demi mengejar mimpi Indonesia menjadi negara maju di 2045, Provinsi Jawa Barat adalah poros utama dalam menunjang dunia pendidikan mencapai peringkat empat di G-20 untuk 20 tahun mendatang.

Hal itu dapat terwujud asalkan para stakeholder dan dosen siap merespons adaptasi kebiasaan baru pascapandemi COVID-19.

“Insya Allah bisa masuk peringkat empat dalam 20 tahun ke depan. Itu hanya bisa terjadi kalau perguruan tinggi di Jabar merespons perubahan-perubahan zaman. Yang sekarang sudah datang, yaitu disrupsi pemanasan global dengan konsekuensi energi hijau dan ekonomi hijau,” kata Kang Emil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button