Ribuan potong sampah plastik, sisa makanan, dan limbah wisata lainnya mendadak lenyap dari kawasan Pantai Pangandaran hanya dalam satu hari. Siapa sangka, aksi bersih-bersih itu dipelopori bukan oleh komunitas lingkungan besar, melainkan oleh sekelompok pelajar dan warga lokal yang bergerak diam-diam.
Aksi bertajuk Coastal Cleanup at Pangandaran Beach digelar pada Februari lalu dan melibatkan siswa-siswi dari Mardani Leadership School, Cipayung, Jakarta Timur. Mereka tak hanya datang untuk rekreasi, tapi benar-benar terjun ke pasir, memunguti sampah, dan mengajak masyarakat sekitar untuk ikut peduli.
Keempat pelajar—Rania Almira F., Wafda Syifa M., Nafeeza Alfinia R., dan Raihanah Afiqoh U.—dengan sigap membawa kantong-kantong besar dan menyisir sepanjang garis pantai. Dengan dukungan warga, mereka berhasil mengumpulkan tumpukan sampah yang selama ini mencemari area wisata populer di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat itu.
Di balik kegiatan itu, turut hadir dukungan dari salah satu perusahaan penyedia produk kebutuhan rumah tangga non-food, PT Gracia Jaya Perkasa, melalui merek Mister Klinner. Perusahaan ini menyuplai kantong sampah tebal dan ramah lingkungan untuk memudahkan proses pembersihan.
Kantong-kantong itu disebut tak hanya kuat, tetapi juga tidak berbau dan dapat didaur ulang, selaras dengan semangat pelestarian lingkungan. Dengan logistik yang mendukung dan semangat gotong royong yang tinggi, pantai kembali bersih hanya dalam waktu singkat.
“Kami ingin menanamkan sejak dini bahwa menjaga alam adalah tanggung jawab semua orang. Aksi ini semoga bisa menginspirasi gerakan serupa di tempat lain,” ujar salah satu guru pendamping dari Mardani Leadership School.
Pantai Pangandaran dikenal sebagai magnet wisata domestik dan mancanegara. Namun, tingginya jumlah pengunjung kerap meninggalkan jejak berupa tumpukan sampah yang membahayakan ekosistem laut dan mengganggu keindahan alami pantai.
Dengan kolaborasi pelajar, warga, dan dunia usaha, aksi bersih-bersih ini bukan hanya simbolik, tapi juga jadi contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari kelompok kecil—selama punya niat dan aksi konkret.