News

Ridwan Soplanit Keluhkan Sanksi Akibat Intervensi Ferdy Sambo

Eks Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ridwan Soplanit yang juga merupakan tetangga Ferdy Sambo mengeluhkan ganjaran sanksi mutasi bersifat demosi selama 8 tahun karena dianggap tidak melaksanakan tugas secara profesional sebagai penyidik.

“Tanggal (sanksi dimutasi) saya lupa yang mulia, setelah peristiwa itu (pembunuhan Brigadir J) kurang lebih 3 minggu. Terkait dengan penanganan kasus dianggap kurang profesional, kurang maksimal,” kata Ridwan Soplanit, saat bersaksi di sidang lanjutan terdakwa Richard, Ricky, dan Kuat Ma’ruf di PN Jakarta Selatan, Senin (21/11/2022).

Merespons, Ketua Majelis Hakim, Wahyu Iman Santoso pun meminta penjelasan Ridwan terkait bagaimana tindakan profesional sebagai penyidik dalam menangani perkara dan tempat kejadian perkara (TKP).

“Dapat kami jelaskan yang mulia, penanganan itu memang mulai dari pengambilan barang bukti dan saksi kunci saat itu bukan dibawah penanganan kami, diambil oleh Propam sehingga dari situ kami mengalami beberapa kesulitan untuk melakukan investigasi yang mulia,” jelas Ridwan.

Menurut dia, personel Propam Polri terlalu ikut campur dalam menangani TKP dalam perkara pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.  “Ya jadi saat itu untuk olah tkp investigasi awal, untuk kami melakukan pemeriksaan saksi. Betul (Propam terlalu ikut campur), yang saat itu ada di TKP,” ujarnya.

Lebih lanjut Ridwan menerangkan, dirinya bersama tim telah melaksanakan olah TKP sesuai prosedur dan mengarahkan memasang garis polisi. Akan tetapi ia dicekoki cerita palsu Ferdy Sambo yang menyebut adanya peristiwa tembak menembak yang akhirnya menewaskan Brigadir J.

Namun, ia kini lebih memahami kasus Brigadir J lebih mengarah pada pembunuhan. Bahkan, Ridwan menyebut Ferdy Sambo dan Bharada E atau Richard Eliezer yang menjadi aktor yang melesatkan peluru ke Brigadir J hingga tewas.

“Mohon izin, kami sudah melakukan olah tkp sesuai dengan prosedur yang mulia. Pada saat mengolah tkp kami mengarahkan sampai melakukan police line. Yang kami ikuti saat ini, yang masih kami ikuti, bahwa memang bukannya terjadi peristiwa tembak menembak tapi peristiwa (pembunuhan),” imbuh dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button