Market

RMK Enery Targetkan Pendapatan Rp2,48 Triliun di 2022

Rabu, 20 Jul 2022 – 16:48 WIB

RMK Enery Targetkan Pendapatan 2,48 Triliun di 2022

PT RMK Energy/ist

Emiten penyedia logistik batu bara PT RMK Energy Tbk (RMKE) menargetkan untuk memperoleh pendapatan usaha sebesar Rp2,48 triliun pada 2022. Target ini meningkat dibandingkan raihan pendapatan pada tahun lalu Rp1,87 triliun.

“Pendapatan di 2022 kami proyeksikan Rp2,476 triliun, didasarkan dari kerja sama baru yang kami dapatkan dengan tambang-tambang di sekitar stasiun yang kami bangun. Ada juga dengan peningkatan volume penjualan batu bara dari batu bara yang saat ini kita beli dan produksi,” kata Direktur Keuangan RMKE Vincent Saputra saat jumpa pers daring di Jakarta, Rabu (20/7/2022).

Batu bara masih menjadi komponen utama bahan baku penggerak kelistrikan di Indonesia. Peranannya akan semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan komitmen pemerintah dalam menyediakan kelistrikan bagi masyarakat.

Peranan batu bara yang menjadi komoditas utama dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia, juga menuntut tersedianya faktor logistik dalam pendistribusian batu bara tersebut terutama tersedianya pelabuhan sebagai terminal khusus.

Sebagai perusahaan penyedia logistik terbesar di Sumatera Selatan, perseroan menyadari kebutuhan tersebut, dengan dimilikinya satu pelabuhan terminal khusus yang merupakan satu-satunya terminal khusus batubara swasta di Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api.

Fasilitas tersebut telah mendorong perseroan optimistis dalam menciptakan pertumbuhan kinerja ke depan. Sebab saat ini tidak ada alternatif solusi yang dapat ditawarkan baik oleh swasta maupun pemerintah di Sumatera Selatan dalam mengatasi masalah logistik yang terintegrasi tersebut.

Dengan keberadaan terminal terintegrasi itu, perseroan menargetkan bahwa pelabuhan tersebut mampu mengapalkan minimal 25 juta ton per tahun dengan pertimbangan jumlah trafik di sungai per hari dan juga kapasitas yang masih dapat dibangun di pelabuhan. Target lain adalah menyeimbangkan stasiun pembongkaran kereta api dengan kapasitas minimal 17 juta ton dan dapat ditingkatkan lagi.

“Belanja modal yang dipersiapkan sepanjang tahun ini untuk pengembangan bisnis adalah RP174 miliar di mana kuartal I telah terserap Rp18 miliar, Rp13 miliar untuk mesin dan peralatan dan Rp5 miliar untuk mengerjakan aset dalam penyelesaian,” ujar Vincent.

Perseroan juga menargetkan membangun stasiun muat khusus batu bara di hulu lokasi pertambangan batu bara untuk meningkatkan jumlah batu bara yang dapat dimuat. Perseroan juga ingin mengembangkan sayap usaha ke jasa penunjang industri batu bara seperti kontektor, hauling, kontraktor tambang atau jasa lainnya dan menargetkan untuk mengakuisisi atau bekerja sama dengan tambang-tambang potensial.

Untuk mencapai target tersebut, perseroan menjalankan sejumlah strategi pengembangan usaha yang meliputi peningkatan kapasitas layanan. Dalam hal ini, perseroan melakukan upgrade Conveyor Line 2 agar dapat meningkatkan kapasitas pengapalan batu bara di pelabuhan sampai dengan 25 juta ton per tahun. Upgrade tersebut juga akan meningkatkan pengapalan hingga 150 persen dan efisiensi dalam penumpukan batu bara ke dalam stockpillers.

Selain itu, perseroan memaksimalkan potensi aset, di antaranya meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan kegiatan usaha terintegrasi, meningkatkan kualitas, tata kelola, membangun profil produk jangka panjang yang berkelanjutan.

Sejumlah kegiatan usaha perseroan pada 2022 telah mulai beroperasi di antaranya adalah tambang batu bara dari anak perusahaan yaitu PT Truba Bara Banyu Enim, yang mulai beroperasi dan melakukan penjualan pada Februari 2022, mulai beroperasinya stasiun muat kereta api khusus batu bara yang dimiliki anak usaha yaitu PT Royaltama Mulia Kencana yang mulai melakukan pemuatan pada Februari 2022, dan mulai beroperasinya Container Yard (CY) 3B, pada bulan Juni 2022 yang telah meningkatkan kapasitas bongkar batu bara.

Untuk mendorong kinerja perseroan ke depan, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) RMKE memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham.

“Kami masih melihat pengembangan potensi dan investasi yang cukup besar. Jadi kami merasa investasi ini penting untuk mendorong kinerja kami ke depannya. Makanya kami putuskan untuk tidak membagikan dividen dan foksu ke pertumbuhan dan pengembangan perusahaan,” ujar Vincent.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button