Market

Rp450 Ribu Triliun Tinggalkan Pasar Modal, Sri Mulyani: 2022 Tahun Brutal

Sepanjang 2022, pasar saham global diterpa ‘gempa bumi’ dahsyat. Duit US$30 triliun atau setara Rp450 ribu triliun (kurs Rp15.000/US$) minggat dari pasar modal.

Bahkan, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut 2022 sebagai tahun yang paling brutal dalam sejarah bursa saham global.

Karena itu tadi, kapitalisasi di hampir seluruh lantai bursa di negara-negara maju mengalami ‘ambruk cagak’, seiring berlanjutnya pandemi COVID-19, ditambah resesi ekonomi global dan invasi Rusia ke Ukraina. “Lebih dari 30 triliun dolar AS, kapitalisasi hilang pada 2022. Sehingga investor global bukan create value tapi losing value,” kata Sri Mulyani dalam pembukaan perdagangan pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2023 secara daring, Jakarta, Senin (2/1/2023).

Namun demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri mengalami kenaikan 4,2 persen sepanjang 2022. Sri Mulyani pun salut dengan capaian ini, mengingat kondisi ekonomi global yang tidak mudah di tengah berbagai tantangan. “Kami sangat berharap dengan capaian melalui BEI (Bursa Efek Indonesia) dan para pelaku bursa, untuk menutup 2022 dengan sangat resiliens dengan tantangan yang sungguh tidak mudah. Ini adalah bekal yang sangat bagus untuk memasuki 2023,” kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Sementara, Presiden Jokowi menyatakan bahwa kebijakan mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diharapkan bisa mendorong perekonomian nasional Indonesia untuk tumbuh lebih baik. “Dan ini semoga bisa nanti mendorong, men-trigger ekonomi kita untuk tumbuh lebih baik dibandingkan 2022,” harapnya.

Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI ini, bersyukur bahwa IHSG sepanjang 2022, masih bisa bertumbuh 4,1 persen. Jauh lebih baik ketimbang bursa di berbagai negara lain yang justru turun tajam. “Kemudian market cap, kapitalisasi pasar juga tumbuh 15 persen sampai di angka Rp9.499 triliun. Ini juga bukan sebuah angka yang kecil, angka yang besar di tengah turbulensi ekonomi global di 2022,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button