Market

Rupiah Jadi Mata Uang yang Anjlok Terparah di Asia, Begini Kata Petinggi BI


Pada Jumat siang (26/7/2024), nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS (US$) merosot 0,28 persen ke level Rp16.298/US$. Kemarin ditutup Rp16.250/US$.

Untuk kawasan Asia, mata uang Garuda masih menjadi mata uang dengan pelemahannya paling dalam terhadap dolar AS.

Disusul won Korea yang mengalami pelemahan 0,23 persen, ringgit Malaysia rontok 0,03 persen, rupee India melemah 0,01 persen. Sedangkan dolar Hong Kong hanya melemah 0,004 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, sejumlah mata uang Asia justru mengalami penguatan terhadap dolar AS. Misalnya, baht Thailand menguat 0,25 persen, pesso Filipina naik 0,24 persen, yen Jepang naik 0,21 persen, dolar Taiwan naik 0,11 persen, dolar Singapura naik 0,05 persen dan yuan China naik 0,001 persen terhadap dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 104,27, turun dari sehari sebelumnya yang ada di 104,35.

Pelemahan rupiah membuat Bank Indonesia (BI) harus turun tangan. Mengutip Reuters, Jumat (26/7/2024), BI terus melakukan intervensi di pasar valas.

Kepala Departemen Moneter BI, Edi Susianto mengatakan, depresiasi rupiah yang terdalam untuk mata uang di kawasan Asia, dipantik data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

“Serta permintaan mata uang asing dari Pertamina dan perusahaan lain untuk tujuan repatriasi,” pungkasnya. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button