Rupiah Kamis Pagi Melemah Jadi Rp16.609/US$


Nilai tukar Rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis pagi (27/3/2025) di Jakarta melemah sebesar 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.609/US$ dari sebelumnya Rp16.588/US$. 

Berdasarkan data LSEG, rupiah mengalami titik terendah pada 1998 saat menyentuh angka Rp16.800/US$ selama krisis keuangan di Asia.

Bank Indonesia telah melakukan intervensi di pasar mata uang, pasar obligasi, dan di pasar domestik (non-deliverable forwards) karena rupiah bergerak menuju titik terendah dalam 2.5 tahun terakhir.

Oktavianus Audi, analis pasar modal dari Kiwoom Sekuritas, menilai melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) didorong beberapa sentimen.

Dalam wawancara dengan inilah.com pada Rabu (26/3/2025), Oktavianus mengatakan ada tiga sentimen yang mendorong pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US$. Pertama tingkat suku bunga FFR (Fractional Flow Reserve) yang masih tertahan di level 4,5 persen, sehingga mendorong inflow ke Amerika Serikat(AS) dan menekan Rupiah, meski DXY (Indexs Dolar) turun.

Sentimen kedua, current account defisit tahunan melebar, seiring dengan trade surplus yang stagnan menggambarkan permintaan global yang melemah

Sentimen ketiga yakni penurunan harga komoditas global. “Kami melihat korelasi positif antara pergerakan komoditas (batubara, kelapa sawit) terhadap Rupiah,” kata Oktavianus

Sedangkan analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan Rupiah bisa melemah mencapai Rp20.000/US$ melihat keadaan ekonomi Indonesia saat ini.

“Bila berkaca dengan sentimen yang ada saat ini bisa saja, secara fundamental ekonomi mungkin Rp17.000 hingga Rp18.000 ribu,” ujar Lukman kepada inilah.com, Jakarta, Minggu (23/3/2025).

Meskipun begitu, Lukman mengatakan Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan dolar yang tetap menguat. Apalagi, dengan Peraturan pemerintah tentang devisa hasil ekspor (DHE) yang baru menjadi penguat cadangan devisa tetap stabil.

“Realitas BI akan terus intervensi dan menjaga rupiah di level Rp16.000. Revisi PP DHE yang terakhir akan sangat mendukung cadangan devisa yang digunakan untuk intervensi,” tutur dia.