Market

Rupiah Loyo Berhadapan dengan Dolar Pascarilis Data Tenaga Kerja AS

Pembukaan transaksi nilai tukar (kurs) rupiah antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah. Menurut analis, hal terjadi karena terpengaruh oleh data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Rupiah bergerak melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.391 per dolar AS. Angka ini dari posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.380 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia di Jakarta, Senin (7/2/2022), mengatakan, gerak rupiah pagi ini terlihat terpengaruh oleh gerak dolar AS pada akhir pekan lalu. Dolar AS kembali menguat setelah dalam beberapa waktu terakhir mengalami tekanan.

“Pada dolar AS sendiri, kenaikan disebabkan oleh kondisi data NFP dan data pertumbuhan upah AS. Posisinya menunjukkan angka yang cukup optimistis. Angkanya di atas perkiraan sehingga memberikan asumsi kenaikan suku bunga AS yang akan lebih agresif,” ujar Nikolas.

Data ketenagakerjaan nonpertanian atau non-farm payroll (NFP) AS terbaru mencapai 467.000 pekerjaan pada Januari 2022. Posisi ini jauh di atas ekspektasi 125.000 pekerjaan.

Sementara itu, lanjut Nikolas, pelaku pasar juga menanti data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV 2021 yang akan rilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini.

“Sejumlah pelaku pasar terlihat mulai memperhatikan rilisnya, karena jika cukup baik maka bisa saja memberikan sedikit resistance untuk penguatan rupiah dalam jangka pendeknya,” kata Nikolas.

Nikolas memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.350 per dolar AS hingga Rp14.440 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button