Market

Rupiah Terbebani Sentimen Resesi dan Pernyataan ‘Hawkish’ The Fed

Pernyataan dengan nada hawkish alias promoneter ketat dari Ketua The Federal Reserve Jerome Powell menjadi bumerang bagi rupiah, selain bursa saham. Nilai tukar (kurs) mata uang garuda ini terhadap dolar AS ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (16/12/2022) pagi di zona merah.

Rupiah pagi ini melemah 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp15.626 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.619 per dolar AS.

“Dolar AS menguat dipicu oleh pesan yang cenderung hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell serta kekhawatiran pasar terhadap resesi ekonomi,” kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (16/12/2022).

Dolar AS menguat dipicu oleh pernyataan Powell yang mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan akan masih menaikkan suku bunga hingga tahun depan.

Powell dalam pernyataannya usai keputusan kenaikan suku bunga oleh bank sentral yang ‘hanya’ menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps), lebih rendah dari empat pertemuan sebelumnya yang menaikkan sebesar 75 bps.

Ia mengatakan, bank sentral belum selesai menaikkan suku bunga dan dia menetapkan standar yang tinggi untuk penurunan suku bunga.

Dia juga mengatakan bahwa kenaikan suku bunga yang berlangsung saat ini masih tepat untuk mengendalikan inflasi.

The Fed memproyeksikan akan ada kenaikan suku bunga lagi setidaknya 75 bps hingga akhir 2023. Proyeksi mereka untuk target kenaikan suku bunga menjadi 5,1 persen pada 2023, sedikit lebih tinggi dari perkiraan investor.

Sentimen lain yang dapat memicu permintaan dolar AS adalah statusnya sebagai aset safe haven yang likuid di tengah kekhawatiran terhadap resesi ekonomi setelah serangkaian data ekonomi AS dan Zona Euro menunjukkan ekonomi sedang berjuang di tengah inflasi dan suku bunga yang tinggi.

Pada Kamis (15/12) lalu, rupiah ditutup turun 26 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp15.619 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.593 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button