Market

Rupiah Terdongkrak ‘Risk Appetite’ Pasar Jelang Akhir Pekan

Transaksi nilai tukar alias kurs rupiah antarbank di Jakarta jelang akhir pekan, Jumat (3/6/2022) masih melanjutkan penguatan. Ini meneruskan kenaikan yang sudah terjadi pada hari sebelumnya. Penguatan ini seiring dengan peningkatan hasrat pasar pada aset-aset berisiko alias risk appetite.

Rupiah berakhir menguat 47 poin atau 0,33 persen ke posisi Rp14.433 per dolar AS ketimbang posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (3/6/2022) mengatakan, sentimen pasar positif terhadap aset berisiko hari ini. Sebagian besar Indeks saham Asia bergerak menguat, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Pasar memanfaatkan momentum buy on dip untuk mendapatkan peluang kenaikan di tengah aktivitas ekonomi yang sudah melonggar,” ujar Ariston.

Dari dalam negeri, lanjut Ariston, data inflasi Mei 2022 secara bulanan atau month on month (mom) yang di bawah ekspektasi pasar, juga memberikan sentimen positif bagi rupiah.

“Itu artinya inflasi tidak seburuk yang dikira sehingga menopang penguatan rupiah,” kata Ariston.

BPS mencatat inflasi sebesar 0,4 persen (mom) pada Mei 2022. Angka itu terkontribusi dari tarif angkutan udara, telur ayam ras, ikan segar, dan bawang merah.

Dengan terjadinya inflasi pada Mei, maka inflasi tahun kalender Mei 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 2,56 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Mei 2022 terhadap Mei 2021 sebesar 3,55 persen.

Inflasi pada Mei 2022 yang sebesar 3,55 persen (yoy) merupakan yang tertinggi sejak Desember 2017 sebesar 3,61 persen (yoy).

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.545 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.414 per dolar AS hingga Rp14.451 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button