Market

Rupiah Terkapar dan Butuh Pertolongan dari Pasar Saham

Analis melihat potensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di atas Rp15.500. Ini lantaran sentimen negatif dari kebijakan kenaikan suku bunga The Fed dan potensi resesi global. Capital inflow di bursa saham diharapkan dapat jadi dewa penolong.

“Yang pasti, rupiah masih berpeluang melemah karena dua faktor eksternal tersebut (kebijakan kenaikan suku bunga The Fed dan potensi resesi global). Saat ini masih terbuka potensi rupiah bergerak ke atas 15.500 per dolar AS,” kata Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra kepada Inilah.com di Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Transaksi nilai tukar (kurs) rupiah antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah 14 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp15.478 per dolar AS ketimbang posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.464 per dolar AS.

Ia menjelaskan, salah satu faktor yang menjadi penekan negatif terhadap rupiah adalah pasar yang masih mengkhawatirkan soal kebijakan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif. “Selain itu, pasar mencemaskan potensi resesi global,” ujarnya.

Lebih jauh ia menjelaskan, kenaikan suku bunga The Fed secara agresif membuat spread suku bunga acuan The Fed dengan Bank Indonesia semakin dekat. “Kondisi ini membuat aset-aset investasi dalam dolar AS menjadi lebih menarik dibandingkan rupiah. Rupiah pun menjadi tertekan,” papar dia.

Sementara kekhawatiran resesi global, sambung Ariston, mendorong pelaku pasar untuk masuk ke aset-aset aman (save haven) alias aset yang risiko fluktuasi nilainya rendah di dolar AS.

Di lain sisi, dia menggarisbawahi, sentimen positif terhadap pasar saham yang notabene adalah aset berisiko, berpeluang menahan pelemahan rupiah lebih jauh. “Selain itu, trade balance Indonesia bulan September yang masih surplus juga bisa membantu menjaga nilai tukar rupiah,” ungkap Ariston.

Namun, bagaimanapun, faktor eksternal masih berperan besar mempengaruhi pergerakan rupiah. “Eksternal seperti sentimen pasar terhadap the Fed dan sentimen resesi global. Kedua sentimen ini mendorong pasar mencari aman di aset-aset dolar AS,” timpal Ariston.

Padahal, secara fundamental, internal ekonomi Indonesia dinilai dia masih bagus. “Tapi kuatnya faktor eksternal mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” tukasnya.

Ariston memperkirakan, rupiah masih berpeluang melemah ke atas 15.500 per dolar AS. “Sementara potensi support berada di kisaran 15.400-15.420,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button