Market

RUPST Restui ‘Buyback’ Saham BRI Maksimal Rp1,5 Triliun

Meningkatkan rasio kepemilikan saham oleh pekerja, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyetujui untuk membeli kembali saham (buyback) yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nilai maksimal Rp1,5 triliun.

“Buyback ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan rasio kepemilikan saham BBRI oleh pekerja,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers virtual Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2023 di Jakarta, Senin (13/3/2023).

Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan rasa kepemilikan (sense of ownership) pekerja terhadap BRI dan mendorong kontribusi pekerja BRI agar lebih optimal dalam pencapaian target dan peningkatan kinerja perseroan.

Di samping itu, RUPST BRI juga menetapkan pengurus baru perseroan, dengan mengangkat dan menetapkan Awan Nurmawan Nuh sebagai komisaris, dan memberhentikan secara hormat Hadiyanto sebagai komisaris.

Anggota komisaris yang diangkat tersebut baru dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatannya apabila telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain itu, RUPST BRI 2023 juga membahas lima agenda lainnya, yakni menyetujui laporan tahunan dan mengesahkan laporan keuangan konsolidasian perseroan, menyetujui Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta mengesahkan Laporan Keuangan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk tahun buku 2022.

Sekaligus diputuskan pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada direksi atas tindakan pengurusan perseroan dan dewan komisaris atas tindakan pengawasan perseroan yang telah dijalankan selama tahun buku 2022.

Penetapan remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas dan tunjangan) tahun 2023 dan tantiem tahun 2022 bagi direksi dan dewan komisaris perseroan, juga dilakukan dalam RUPST itu.

RUPST BRI menunjuk akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan Tahun Buku 2023 serta Laporan Keuangan dan Pelaksanaan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil Untuk Tahun 2023.

Selanjutnya, RUPST tersebut menyetujui rencana resolusi perseroan dan penginian rencana aksi (recovery plan) perseroan, serta membahas laporan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan dan Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I tahun 2021.

“Dengan hasil RUPST hari ini, perseroan berkomitmen untuk menjadikan tahun 2022-2024 sebagai tahun transisi bagi pemulihan bisnis perseroan sembari memperkuat kapasitas internal perusahaan untuk dapat mendorong akselerasi bisnis pasca pandemi,” tutur Sunarso.

Penguatan atas aspek-aspek inti bisnis beserta pengungkitnya (enabler) yang berimplikasi kuat terhadap kinerja perseroan, tetap terus dilakukan sebagai strategi penguatan fundamental guna menjaga kemampuan perseroan untuk tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan di tengah disrupsi dan ketidakpastian.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button