Rusia akan memonitor reaksi berbagai lembaga internasional terhadap penangkapan pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov.
“Kami akan mempertimbangkan perilaku dan reaksi lembaga-lembaga internasional, yang dalam kasus lain telah memberikan tekanan politik, informasi dan psikologis terhadap negara kami, dalam pekerjaan kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova kepada stasiun televisi Rossiya 24, seperti dikutip Senin (26/8/2024).
“Kami benar-benar ingin melihat dan kami akan memantau kegigihan seperti apa yang akan mereka (berbagai lembaga internasional itu) tunjukkan dalam melindungi hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat (terkait penangkapan CEO Telegram Pavel Durov),” tambahnya.
Saat ditanya apakah Moskow akan meminta bantuan organisasi internasional jika penahanan Durov diperpanjang, Zakharova menjawab bahwa pihak pengacara Durov harus mendiskusikan langkah-langkah yang diperlukan.
Durov, yang memiliki kewarganegaraan ganda Rusia-Prancis, ditahan di bandara utara Paris, pada Sabtu (24/8/2024).
Pria kelahiran Rusia berusia 39 tahun itu ditangkap otoritas Prancis atas tuduhan terkait dengan penggunaan kriminal aplikasi media sosial yang dibuatnya.
Tuntutan terhadap Durov termasuk terorisme, perdagangan narkoba dan pencucian uang, dapat membuatnya mendekam dipenjara hingga 20 tahun.