Militer Rusia telah menangkap seorang warga negara Inggris saat bertempur bersama pasukan Ukraina di wilayah Kursk yang diduduki sebagian Rusia. Pria itu diidentifikasi sebagai James Scott Rhys Anderson.
Dalam sebuah video yang dibagikan di saluran Telegram Rusia, seorang pria yang mengenakan perlengkapan tempur memperkenalkan dirinya sebagai James Scott Rice Anderson, seorang pria berusia 22 tahun dari Inggris. Ia menyebutkan bahwa ia telah bergabung dengan Legiun Internasional. Dia dilaporkan ditangkap di wilayah Kursk saat sedang aktif bertempur untuk Ukraina.
Pria itu, berbicara dengan aksen Inggris, menjelaskan bahwa ia bertugas sebagai pemberi sinyal di Angkatan Darat Inggris hingga 2023 sebelum bergabung dengan Legiun Internasional di Ukraina untuk berperang melawan Rusia. Dalam rekaman yang belum diverifikasi, pria yang ditangkap terlihat sedang mengikat tangannya. Waktu pasti pengambilan gambar video tersebut masih belum jelas.
Kantor berita negara Tass melaporkan Senin (25/11/2024), di Ukraina, Anderson dilaporkan bertugas sebagai instruktur bagi pasukan Ukraina dan dikerahkan ke wilayah Kursk tanpa keinginannya. Tass yang menerbitkan video tersebut memperlihatkan pria tersebut mengatakan dalam bahasa Inggris bahwa ia tidak ingin berada “di sini.”
Laporan tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, tetapi jika dikonfirmasi, ini dapat menjadi salah satu kasus pertama diketahui publik tentang warga negara Barat yang ditangkap di tanah Rusia saat berperang untuk Ukraina.
Sementara Kedutaan Besar Inggris di Moskow mengatakan para pejabat mendukung keluarga seorang pria Inggris menyusul laporan penahanannya tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sedangkan Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Ayah prajurit tersebut, Scott Anderson, mengatakan kepada surat kabar Daily Mail Inggris bahwa komandan putranya di Ukraina telah memberitahunya bahwa pemuda itu telah ditangkap. Ia mengatakan putranya telah bertugas di militer Inggris selama empat tahun, kemudian bekerja sebentar sebagai petugas tahanan polisi sebelum pergi ke Ukraina untuk bertempur.
Ia telah mencoba meyakinkan putranya untuk tidak bergabung dengan militer Ukraina, dan sekarang ia khawatir akan keselamatannya. “Saya berharap dia akan digunakan sebagai alat tawar-menawar, tetapi anak saya mengatakan kepada saya bahwa mereka menyiksa tahanan mereka dan saya sangat takut dia akan disiksa,” katanya kepada surat kabar tersebut.
Legiun Internasional untuk Pertahanan Ukraina dibentuk atas permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tak lama setelah invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022. Legiun adalah satuan Angkatan Darat Ukraina yang sebagian besar terdiri dari relawan asing. Selain Legiun, Ukraina merekrut orang asing ke satuan lain dalam angkatan daratnya, mengisi regu, kompi, atau bahkan batalion.
Pada awal perang, otoritas Ukraina mengatakan lebih dari 20.000 orang dari 52 negara datang ke Ukraina untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari agresi Rusia. Sejak saat itu, jumlah pejuang asing di jajaran militer Ukraina telah dirahasiakan.
Sementara itu, Wali Kota Ihor Terekhov menyebutkan pada Senin (25/11/2024) pagi, militer Rusia menyerang pusat Kota Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina di timur laut, melukai sedikitnya 19 orang. Terekhov mengatakan serangan terhadap daerah pemukiman padat penduduk itu dilakukan oleh rudal S-400. Rudal yang telah dimodifikasi itu menghantam halaman yang dikelilingi gedung-gedung bertingkat. Bangunan luar dan beberapa kendaraan terbakar.