MarketNews

Saat Banyak BUMN Ngos-ngosan, Menterinya Sibuk Pencitraan di ATM

Ekonom senior Prof Anthony Budiawan mempertanyakan, wajah Erick Thohir sering pencitraan di ATM bank pelat merah, sementara BUMN berdarah-darah.

“Kalau enggak mau disebut begitu (politisasi BUMN), pakai saja tokoh lain. Misalnya tokoh anak muda atau sosok berprestasi untuk mensosialisasikan nilai-nilai AKHLAK di BUMN. Kalau menterinya ya jangan salahkan publik punya penilaian seperti itu,” papar Prof Anthony kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (7/1/2022).

Prof Anthony bilang, munculnya wajah Menteri BUMN Erick Thohir di seluruh mesin ATM Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), bisa saja gratifikasi di baliknya.

Bahwa jajaran direksi bank pelat merah, bakalan aman bila mesin ATM-nya memuat wajah sang menteri. “Itu gratifikasi gaya baru ya. Kalau benar, BUMN tidak akan profesional. Enggak perlu bicara AKHLAK deh. Kembali ke era lama, BUMN hanya jadi sapi perahan,” kata Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) itu,

Masih kata Prof Anthony, potret BUMN di bawah kendali Menteri Erick, justru jeblok. Banyak BUMN tersangkut utang jumbo yang berdampak kepada kinerja. “Mulai Garuda, BUMN karya, Angkasa Pura hingga BUMN eenergi, utangnya gede-gede. Mungkin sebentar BUMN perbankan. Jelas ada masalah di kinerja BUMN kita,” kata Prof Anthony.

Sekedar mengingatkan, saat transaksi di ATM Himbara (Mandiri, BRI, BNI, BTN), muncul video dan gambar Erick Thohir tengah mensosialisasikan nilai-nilai BUMN, yaitu AKHLAK. Kependekan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Di mana, AKHLAK ditetapkan sebagai nilai dasar yang wajib dipegang semua BUMN dalam menjalankan bisnis dan berkegiatan setiap hari. Diharapkan menjadi panduan perilaku bagi pekerja BUMN ketika berada di kantor, rumah, dan lingkungannya.

Dalam sebuah acara Talk Show di stasiun televisi nasional, Menteri Erick buru-buru memberikan penjelasan begini. “Bayangkan enggak, kalau saya taruh di BCA? Nah, itu baru propaganda. Kalau bicara AKHLAK, AKHLAK itu bukan hanya BUMN sekarang. Pak Tjahjo dan Bapak Presiden juga (kampanye AKHLAK) menjadi bagian dari ASN,” kata Erick.

Dia merasa heran, upaya membumikan AKHLAK di layar mesin ATM, malah ditafsirkan sebagai kampanye terselubung untuk Pemilu 2024.  “Konteksnya tadi, di aset BUMN kita bicara mengenai kampanye AKHLAK, bukan pilih Erick Thohir atau misalnya saya membicarakan propaganda keberhasilan saya. Enggak. Itu AKHLAK. Itu konteksnya hari itu,” ujar Erick.

 

 

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button