Hari-hari ini, para pemilik dana berbondong-bodong memborong emas. Alhasil, harganya terus menjulang. Pamor emas semakin mengilap, bahkan mengalahkan saham, reksadana bahkan obligasi. Tapi, hati-hati penipuan emas cukup marak lho.
Ketua Komisi Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BKPN), Heru Sutadi mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati sebelum membeli emas. Banyak laporan konsumen yang menjadi korban penipuan emas. “Kita harus memastikan bahwa emas yang kita beli memiliki sertifikasi dan benar-benar asli. Jadi hati-hati dan cermat sebagai pembeli,” kata Heru di Jakarta, Senin (14/4/2025).
Menurut Heru, dalam membeli emas, masyarakat juga perlu memastikan kadar karatnya, seperti 24 karat, Logam Mulia, atau 18 karat. “Kita harus berhati-hati. Jangan sampai beli emas 18 karat, tapi dijual sebagai 24 karat,” ujarnya.
Heru menyarankan masyarakat sebagai konsumen bersikap kritis dan cerdas dalam memilih instrumen investasi, termasuk investasi emas. “Kalau dilihat trennya, harga emas memang naik, tetapi kenaikannya tidak cepat dan membutuhkan waktu yang cukup lama,” ucapnya.
Dia mempersilakan masyarakat untuk berinvestasi emas dalam jangka panjang. Namun, jika investasi dilakukan dalam jangka pendek untuk tujuan spekulatif, maka masyarakat harus lebih waspada.
“Risiko penurunan harga masih terbuka, karena hal ini berkaitan dengan stabilitas ekonomi global dan suku bunga,” katanya.
Terkait investasi, lanjut Heru, BPKN terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak terjebak dalam spekulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kita berharap masyarakat sebagai konsumen bisa kritis dan cerdas dalam memilih instrumen investasi. Sebaiknya jangan hanya ikut-ikutan dalam menentukan pilihan investasi,” ujarnya.
Analis komoditas keuangan, Ibrahim Assuaibi mengatakan, perang dagang AS-China mendukung harga emas terus menanjak. Apalagi, potensi ketegangan kedua negara masih berlanjut, membesar. Hal ini memicu perlambatan ekonomi tidak hanya di AS, tapi juga global.
Ibrahim memprediksikan, harga emas akan bergerak di level US$3.212 dan resistance US$ 3.255. Saat ini merupakan momentum tepat untuk membeli emas. “Sebab di akhir kuartal II, harga emas akan menembus level 3.300 dolar AS dan di akhir kuartal III berada di level 3.400 dolar AS,” tegasnya.
Menurut Ibrahim, minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi pada emas juga telah meningkat. Hal itu terlihat dengan berbondong-bondongnya masyarakat membeli logam mulia emas di Antam maupun Pegadaian. Tidak hanya itu, bullion bank di Indonesia, yaitu BSI dan Pegadaian, menembus nilai Rp1 triliun.