Market

Saham Bank Jago Tak Jagoan Lagi, Ramalan Warren Buffet RI Terbukti

Rasa galau mulai menghinggapi para pelaku pasar, lantaran saham Bank Jago nyungsep dalam sepekan ini. Kondisinya terus mengkhawatirkan.

Sejak Senin (9/5/2022), saham PT Bank Jago Tbk sudah mulai meriang. Hingga, level Auto Rejection Bawah (ARB) bank milik konglomerat Jerry Ng ini, turun terus. Koreski dalam sepekan mencapai -30,04%.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/5/2022), harga saham Bank Jago anjlok dan ARB dengan koreksi -6,86% ke level Rp8.150 per saham. ARB sudah terjadi sejak menit awal perdagangan bursa pada Jumat pagi.

Tak sedikit investor Bank Jago membeberkan kekhawatiran akan terjun bebasnya saham Bank Jago di ranah media sosial (mendsos). Banyak yang teriak rugi di medsos.

Warganet dengan akun @belrevaels_***, misalnya, mengaku pernah membeli saham Bank Jago di harga Rp13.000 per lembar saham. Kemudian ia cut loss di kisaran Rp11.000 per lembar.

“Aku beli di 13rb-an, CL di 11-an, sudah sakit hati, ini malah ndlosor lagi,” tulisnya, dikutip Sabtu (14/5/2022).

Ada pula warganet @deni_ku*** yang mengaku investasinya minus hingga lebih dari Rp52 juta akibat membeli saham Bank Jago di harga Rp17.000 per saham, “Minus 52 jt beli di 17 ribu.”

Pengalaman rugi akibat penurunan harga saham Bank Jago juga dialami warganet @vini_*** yang menulis, “You are not alone… 12jetongg min.. syedihhh.”

Melihat kepanikan sejumlah investor ketika harga saham afiliasi Gojek ini, warganet @aqil_b*** mengatakan hal itu dapat menjadi pelajaran supaya nasib serupa tidak terulang, “Coba tanya dlm diri aja, knp beli itu disaat teknikalnya nggk bngt, jgn kepancing grup2 diluar sana krng2in fomo, jadiin pelajaran biar gk terulang.”

Bahkan, ada pula warganet yang mengingatkan kembali peringatan dari investor kawakan Lo Kheng Hong yang berjuluk Warren Buffet-nya Indonesia. Dia bilang, betapa mengerikannya saham bank digital, termasuk Bank Jago.

“Jadi inget dawuhe pak LKH kalo beliau kurang tertarik dengan emiten tsb,” tulis @anjarmarr***.

Mengingatkan lagi, Lo Kheng Hong sempat mengutarakan ketakutan untuk “mencolek” saham bank digital yang booming sejak akhir 2021 hingga awal 2022.

Secara terbuka, Pak Lo-sapaan akrabnya, mengaku tak berani menyentuh saham-saham bank digital. Terlebih lagi, jika saham tersebut sudah memiliki valuasi yang mahal.

Lo Kheng Hong mengaku, sudah banyak bank digital dengan valuasi mahal, bahkan dengan price to book sampai 50 kali dengan aset di bawah Rp10 triliun.

“Perusahaan kecil sampai diperdagangkan dengan price to book 50 kali, ada yang price earning ratio sampai 400 kali lebih. Itu bagi saya sangat mengerikan. Saya pasti nggak pernah sentuh yang seperti itu,” tegas Pak Lo saat bincang virtual pada Februari 2022.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button