Market

Saham BMRI Melejit 34,2 Persen, Dirutnya Berterima Kasih ke Menteri Erick

Kamis, 13 Okt 2022 – 19:18 WIB

Bank Mandiri

Konsistensi dalam menjalankan transformasi digital, membuat saham Bank Mandiri (BMRI) melejit 34,2 persen menjadi Rp9.450per lembar. Dibandingkan awal 2022, sahamnya dibanderol Rp7.025 per lembar.

Atas perkembangan ini, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi pantas berbangga. Namun dia bukanlah sosok yang lupa kacang akan kulitnya. Keberhasilan ini tak lepas dari dorongan Menteri BUMN Erick Thohir. Bahwa bank pelat merah alias Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) harus konsisten menjaga pertumbuhan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Darmawan bilang, Bank Mandiri akan melanjutkan transformasi bisnis ini dengan terus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing tinggi, serta mampu mengedepankan peran teknologi dan inovasi sebagai pilar aktivitas bisnis.

Perbaikan kinerja dari emiten bersandi BMRI ini, tercermin dari pergerakan harga saham dalam tiga tahun terakhir. Pada 15 Mei 2020, harga saham BMRI sempat anjlok ke level terendahnya yakni Rp 3.760 per lembar. Selanjutnya pada penutupan perdagangan Selasa (13/9/2022), harga saham BMRI meroket Rp9.450 per lembar. Atau naik 34,2 persen ketimbang harga awal tahun 2022 sebesar Rp7.025 per lembar.

“Kami berterima kasih kepada Menteri BUMN Bapak Erick Thohir yang selalu mendukung upaya Bank Mandiri untuk melakukan transformasi bisnis menjadi lebih tajam dan produktif,” ujar Darmawan, Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Terkait konsisten Bank Mandiri itu, diwujudkan lewat torehan kinerja yang solid. Hingga akhir Agustus 2022, BMRI membukukan kredit Rp887,33 triliun, atau tumbuh 9,89 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Selaras iklim ekonomi yang positif.

Sebagai bank yang fokus kepada pengembangan bisnis segmen wholesale, kata Darmawan, laju kredit Bank Mandiri diikuti adanya perbaikan kinerja dari sisi wholesale banking. Di mana, kredit wholesale banking Bank Mandiri tumbuh 8,36 persen (yoy) pada akhir Agustus 2022.

“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada dan diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Erick sumringah ketika mencermati perkembangan kinerja bank-bank pelat merah. Ke depan, potensi untuk terus bertumbuh, melebar. “Kalau pada tahun buku 2021, negara mendapatkan setoran dividen mencapai Rp 24,56 triliun dari bank-bank BUMN, kita optimistis dividen untuk 2022 akan jauh lebih besar,” ucap Menteri Erick.

Dia mengatakan, kinerja positif ini sekaligus menjadi bukti transformasi yang dijalankan oleh perusahaan BUMN baik dari optimalisasi proses bisnis hingga digitalisasi. Sekaligus secara langsung menjadikan pola bisnis perbankan BUMN menjadi lebih efisien.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button