Market

Saham MTEL Layak Koleksi karena Prospek Kinerja Cerah

Analis menilai secara fundamental, kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Tbk cukup solid dan memiliki prospek yang cerah ke depan. Saham emiten berkode MTEL itu pun menjadi layak bagi investor untuk koleksi di harga saat ini Rp800 per unit saham.

Penilaian tersebut datang dari analis senior PT Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi. “Kalau saya lihat, secara fundamental cukup oke dan masih ada ruang bagi saham MTEL bergerak naik. Itu karena saham MTEL cukup murah di harga sekarang secara valuasi,” ujar Yosua dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/3/2022).

Tahun lalu, MTEL memperoleh dana dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp18,8 triliun.

Dengan dana IPO sebesar itu, lanjut Yosua, akan sangat mudah MTEL mengolahnya untuk memperoleh menara baru guna mendapatkan pundi-pundi pendapatan ke depan.

“Menurut saya, ini membuat saham MTEL layak koleksi di harga sekarang,” kata Yosua.

MTEL membukukan pertumbuhan pendapatan pada 2021 sebesar 11 persen menjadi Rp6,87 triliun dari 2020 sebesar Rp6,18 triliun.

MTEL juga berhasil meningkatkan EBITDA pada 2021 mencapai Rp5,18 triliun. Angka ini meningkat 23,9 persen dari 2020 sebesar Rp4,18 triliun.

Laba Bersih Meningkat Signifikan

Selain itu, MTEL juga melakukan banyak efisiensi sehingga membuat laba bersih MTEL meningkat signifikan. Angkanya mendekati 130 persen menjadi Rp1,38 triliun dari 2020 sebesar Rp602 miliar.

Hal itu menyusul margin laba bersih MTEL yang meningkat mencapai 20,1 persen tahun lalu, dari sebesar 9,7 persen pada 2020.

“Pencapaian kinerja MTEL tahun lalu itu melebihi ekspektasi kami. Karena kami perkirakan sedikit di bawah itu. Tapi secara umum sangat bagus bagi MTEL untuk memulai tahun 2022,” ujar Yosua.

Pada tahun ini, kabarnya MTEL sendiri akan mengakuisisi menara lagi. MTEL tahun lalu mengakuisisi 8.139 menara Telkomsel dan 798 tower Telkom.

Akuisisi tersebut membuat pendapatannya tumbuh. Pendapatan MTEL itu berasal dari penyewaan kontrak menara dengan durasi sekitar 10 tahun.

“Jadi otomatis, dalam 10 tahun ke depan, MTEL mendapatkan pendapatan sebesar yang perolehan 2021. Nah, untuk menambah pendapatan dan laba bersih, MTEL cukup menambah sekitar 500 -750 menara baru per tahun. Itu sudah sangat oke,” kata Yosua.

Yosua menambahkan, konsolidasi yang dilakukan oleh Grup Telkom membuat MTEL sangat kuat. Jika dibandingkan dengan yang lain, MTEL menjadi salah satu yang terbesar sehingga daya beli dan daya tawar MTEL cukup kuat apalagi didukung oleh Grup Telkom, dimana Telkomsel menjadi tulang punggung dari pendapatan MTEL.

“Kalau kita lihat ke depan dengan 5G yang masif, kebutuhan akan menara sangat tinggi,” ujar Yosua.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button