Market

Saham-Saham Bank dan Komoditas Dijagokan untuk Trading Pekan Ini

saham-saham-bank-dan-komoditas-dijagokan-untuk-trading-pekan-ini

Selasa, 06 Des 2022 – 04:32 WIB

Saham-Saham Bank dan Komoditas Dijagokan untuk Trading Pekan Ini - inilah.com

Terdapat 14 saham yang layak beli dan ditradingkan hingga Jumat, 9 Desember 2022. (Foto: Inilah.com/Didik Setiawan)

Untuk trading pekan ini, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham-saham di sektor perbankan dan komoditas. Saham apa saja?

“Saham-saham yang direkomendasikan ini memiliki bobot besar dan year to date kinerjanya cukup baik,” kata Analis PT Indo Premier Sekuritas, Mino kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (5/12/2022).

Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan melemah ke bawah level psikologis 7.000. IHSG berakhir melemah 32,31 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.987,33. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,44 poin atau 1,05 persen ke posisi 979,15.

Kondisi tersebut melanjutkan pelemahan IHSG pekan lalu sebesar 0,5% dengan penurunan terdalam pada saham sektor teknologi 10,7% dan kenaikan saham tertinggi di sektor energi sebesar 4,4%.

Meski begitu, Mino mengungkapkan saham-saham yang layak beli dan ditradingkan hingga Jumat, 9 Desember 2022. Saham-saham tersebut adalah:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan support 4.750 dan resisten 5.025;
  2. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan support 10.150 dan resistance 10.875;
  3. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan support 9.350 dan resistance 10.100;
  4. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan support 3.710 dan resistance 3.980;
  5. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan support 3.640 dan resistance 3.920;
  6. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan support 1.940 dan resistance 2.150;
  7. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan support 7.100 dan resistance 7.750;
  8. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan support 4.260 dan resistance 4.590;
  9. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dengan support 1.840 dan resistance 1.940;
  10. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan support 6.550 dan resist 7.050;
  11. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan support 9.900 dan resistance 10.500;
  12. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan support 1.360 dan resistance 1.540;
  13. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dengan support 470 dan resistance 490; dan
  14. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dengan support 9.800 dan resistance 10.150.

Mino menjelaskan pada dasarnya ada dua sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan saham-saham pada pekan ini, yakni sentimen domestik dan sentimen eksternal.

Dari sisi domestik ada data cadangan devisa November, indeks keyakinan konsumen November dan pejualan ritel Oktober.

Sementara itu dari sisi eksternal ada ekspektasi The Fed menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan, harga komoditas, klaim pengangguran dan inflasi produsen.

“Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global,” tegas Mino.

Ia menandaskan jika cadangan devisa turun drastis maka dampaknya akan negatif, tetapi jika naik maka akan positif. Selanjutnya meeting The Fed pada 14 Desember bisa saja membuat Rupiah tertekan, tetapi jika data cadangannya naik maka akan bisa menahan.

“Menariknya. cadangan devisa kita terakhir di Oktober US$130 miliar cukup aman untuk membiayai impor 5,8 bulan di atas standar kecukupan internasional 3 bulan,” tandasnya.

Sementara itu terkait indeks keyakinan konsumen November, terangnya, survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

“Kalau angkanya masih di atas 100 maka konsumen cukup yakin dan pada Oktober lalu angkanya di 120. Jadi dengan keyakinan konsumen ini, harapannya ekonomi akan bergerak positif.”

Selanjutnya terkait penjualan ritel Oktober, imbuh Mino, pada September 2022 lalu pertumbuhan penjualan eceran juga tercatat tetap kuat yakni tumbuh 4,56% (yoy).

Kinerja penjualan eceran ditopang oleh perbaikan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang.

“Harapannya di bulan penjualan eceran di Oktober masih akan positif,” tandasnya.

Terkait sentimen dari eksternal, ekspektasi The Fed yang menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan akan masih menjadi isu dominan.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button