KabarRamadan

Sahur Bersama dan Berbagi, Mengapa Kita Tidak Melakukannya?

Baginda Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk bersahur ketika hendak berpuasa pada keesokan harinya. Kita semua tahu ada keberkahan ketika makan sahur walapun hanya sempat meneguk satu gelas air.

Para ulama sepakat keberkahan saat makan sahur tak bisa diukur dengan menu yang lezat untuk kita makan. Keberkahan ditentukan oleh syukur dan niat hati kita saat bersahur, kata para ustaz.

Selama ini kita banyak mendapat nasehat tentang keistimewaan saat berbuka puasa. Dari mulai pahala bagi yang menyediakan takjil atau makanan berbuka puasa hingga makanan yang dianjurkan saat berbuka. Seperti minum minuman manis dan kurma.

Karena itu, banyak orang yang menyediakan makanan berbuka secara gratis. Tentunya dengan berharap pada pahala yang besar bagi siapa saja yang memberikan makanan bagi yang berpuasa. Di Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, banyak orang berlomba-lomba menyediakan buka bersama secara gratis dari para donatur yang ingin mengejar pahala Ramadan.

Lalu mengapa orang jarang melakukan sahur bersama? Atau menyediakan makan sahur gratis bagi umat Muslim yang hendak berpuasa? Di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Madinah, makan sahur disediakan setelah shalatullail meski peminatnya tak seramai saat berbuka puasa.

Sementara di Indonesia, makan sahur bersama atau menyediakan makan sahur gratis belum menjadi tradisi walau ada beberapa masjid yang sudah melakukannya. Perlukah ada sahur bersama di masjid-masjid dan musala? Jawabannya mungkin tergantung pada dari sisi mana titik berat perhatian kita.

Kita sadari bahwa kondisi sosial ekonomi bangsa ini memang sedang sulit dan kemiskinan makin bertambah seiring berjalannya pandemi COVID-19. Jangan menyangka bahwa sahur mereka adalah sama dengan sahur kita.

Ada di beberapa wilayah di mana masyarakatnya kesulitan untuk bersahur yang layak. Padahal para ahli kesehatan menyarankan makan sahur harus memenuhi syarat gizi yang baik sebagai persiapan tidak makan dan minum dalam waktu kurang lebih 14 jam.

Karena itu pula, sahur gratis atau sahur bersama menjadi penting untuk dilaksanakan di masjid atau langgar yang masyarakatnya berada dalam garis kemiskinan ekonomi namun kaya dalan hal semangat keagamaannya.

Kita tidak bisa menutup mata masih banyak keluarga yang makan sahur seadanya, bahkan tidak makan sahur karena tidak ada yang bisa dimakan. Ada pula makan sahur yang hanya bisa menyediakan satu mangkok mie instan. Atau bahkan hanya dengan taburan garam di atas nasi.

Ide makan sahur pertama atau sahur gratis pernah terlontar dalam sebuah pengajian. Apa jawabannya? Apakah pahalanya sama dengan memberi atau berbagi saat berbuka puasa. Tentu saja masih banyak warga Muslim yang berpikir dengan orientasi pahala. Tapi hal itu wajar.

Apa ada dalil atau perintahnya? Mungkin para ustaz atau ulama lebih tahu soal itu. Tetapi prinsip saya adalah ketika seseorang membantu orang lain untuk memberinya kekuatan saat berpuasa esok hari tentu akan memiliki pahala besar.

Baik sahur maupun berbuka tentu memiliki pahala besar karena membantu orang lain mengawali puasa dan mengakhirinya. Meskipun yang diberikan hanya seteguk air saat berbuka dan seteguk air ketika memulai puasa saat sahur.

Makan sahur bersama menjadi penting saat malam Ramadan mengingat makin besar animo kaum Muslimin untuk beritikaf di masjid. Tentu saja sahur bersama dengan gratis ini akan sangat membantu mereka yang melakukan itikaf.

Demikian pula akan sangat bermanfaat bagi orang sedang dalam perjalanan lalu berhenti di masjid untuk menunggu subuh, maka sahur bersama di masjid menjadi sangat membantu.

Sebuah masjid di Kota Tangerang, sudah melaksanakan kegiatan sahur bersama secara gratis. Setiap malam, terutama pada malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadan, menyediakan makanan gratis.

Tak tanggung-tanggung, masjid ini menyediakan menu sahur dari jaringan restoran Padang yang sangat terkenal di Indonesia. Syaratnya mudah, tinggal mendaftarkan diri kepada panitia setelah selesai Salat Tarawih.

Yuk, marilah kita berbagi selama Ramadan. Semoga kita diberi kekuatan lahir dan bathin untuk menghadap hari puasa besok. [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button