News

NU Gagas Forum Agama R20, Cegah Kebencian Komunal dan Politik Identitas

Minggu, 25 Sep 2022 – 07:46 WIB

Gus Yahya Staquf PBNU Gus Dur Megawati - inilah.com

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online)

Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim terbesar di dunia, meluncurkan Forum Agama G20 (R20) bersamaan dengan Presidensi Indonesia untuk G20. Forum ini dibentuk untuk memastikan bahwa pada abad ke-21 ini agama dapat berfungsi sebagai sumber solusi atas berbagai problem global, alih-alih menjadi sumber masalah.

“R20 mengundang para pemimpin agama dan politik G20 untuk mencegah penggunaan identitas sebagai senjata politik, menghentikan penyebaran kebencian komunal, mendorong solidaritas dan rasa hormat di tengah keberagaman masyarakat dunia serta untuk mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis,“ tulis Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam keterangannya, Sabtu (24/9/2022).

Dijelaskan pula, R20 menyediakan platform global yang akan menjadi tempat berkumpulnya para pemimpin berbagai agama dan negara untuk menyampaikan keprihatinan mereka serta menyuarakan nilai-nilai peradaban bersama.

Gus Yahya menjelaskan, pada 29 Oktober 2021 lalu, Centrist Democratic International (CDI), jaringan partai politik terbesar di dunia, mengadopsi resolusi yang menyerukan kepada pemerintah dan lembaga masyarakat sipil untuk bergabung dengan Indonesia dan gerakan humanisme Islam (NU) dalam rangka melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang dibangun di atas nilai-nilai peradaban bersama.

“Resolusi itu selanjutnya menyatakan komitmen CDI untuk mendukung upaya Indonesia, melalui G20 dan R20 untuk mendorong munculnya tatanan dunia yang benar benar harmonis didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia,” kata Gus Yahya.

Peran India dan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS)

Dia menambahkan, India akan mendapat giliran memegang Presidensi G20 dari 1 Desember 2022 hingga 30 November 2023. Partai Bharatiya Janata (BJP), sebagai partai berkuasa, memiliki hubungan dekat dengan RSS, yang didirikan pada 1925 sebagai respons terhadap gerakan khilafah dan kolonialisme Inggris. BJP dan RSS adalah bagian dari gerakan nasionalis Hindu yang mewakili pandangan dan sentimen sebagian besar penduduk India.

NU menyadari adanya berbagai pelanggaran dan ancaman terhadap umat Muslim, Kristen, dan populasi minoritas lain di India. Diskusi NU yang sedang berlangsung dengan India dan RSS dimaksudkan untuk mengatasi berbagai pelanggaran dan ancaman tersebut melalui proses keterlibatan yang konstruktif.

“NU meyakini bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi kepedihan sejarah yang terlanjur mengakar dan mendorong hidup berdampingan secara damai adalah dengan melibatkan semua pihak serta menolak terlibat dalam sentimen permusuhan dan kebencian yang hanya berdasarkan klaim sebagai korban komunal,” ujar Gus Yahya.

Kesadaran NU akan potensi genosida di Asia Selatan tidak hanya berdasarkan dinamika geopolitik kontemporer, tetapi juga sejarah kawasan tersebut, termasuk peristiwa genosida Bangladesh 1971, pembantaian yang menyertai pemisahan Pakistan dari India pada 1947, kebijakan pecah belah ala kolonialisme Inggris, dan invasi berabad-abad dan barat laut yang disertai penghancuran, pembantaian, dan perbudakan besar-besaran.

NU mendorong setiap orang yang beriktikad baik, dari setiap agama dan bangsa, untuk menolak penggunaan identitas sebagai senjata politik dan ikut serta mendorong solidaritas dan rasa hormat di tengah keberagaman dunia. Inilah misi Forum Agama G20 (R20) saat ini dan tahun-tahun seterusnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button