Hangout

Sebelumnya Glenn Fredly Kini Jeff Beck, Meningitis Makin Mengancam Jiwa

Legenda gitaris band rock asal Inggris The Yardbirds, Jeff Beck, meninggal dunia setelah tubuhnya tertular meningitis. Sebelumnya salah satu penyanyi terbaik Indonesia, Glenn Fredly juga meninggal karena penyakit ini. Semua harus berhati-hati dengan penyakit meningitis.

Jeff Beck meninggal dunia Selasa (10/1/2022), pada usia 78 tahun di kediamannya di Surrey, Inggris. Pihak keluarga menuliskan pernyataannya melalui media sosial atas berpulangnya Beck.

“Dengan kesedihan yang mendalam, kami berbagi berita tentang meninggalnya Jeff Beck. Setelah tiba-tiba tertular meningitis bakterialis, dia meninggal dengan tenang kemarin,” tulis pernyataan itu.

Jeff Beck merupakan salah satu dari tiga gitaris termahsyur bersama dengan Eric Clapton dan Jimmy Page, yang bermain dalam band The Yardbirds. Beck telah memenangkan delapan Grammy Awards dan menduduki peringkat kelima dalam daftar ‘100 Gitaris Terbesar’ versi Rolling Stone tahun 2015.

Dia juga telah dilantik sebanyak dua kali di ‘Rock and Roll Hall of Fame’, sebagai anggota Yardbirds pada 1992 dan sebagai solois pada tahun 2009. The Yardbirds sendiri dibentuk pada 1963 di London. Namun, Beck baru bergabung di band tersebut tahun 1965 untuk menggantikan Eric Clapton.

Sepanjang karier, Beck juga menjadi kolaborator bersama musisi lain seperti Stevie Wonder dan Buddy Guy hingga Tina Turner dan Mick Jagger.

Sementara Glenn Fredly Deviano Lattuihamallo merupakan seorang penyanyi pop R&B yang terkenal akan lagu romantisnya. Ia meninggal dalam usia 44 tahun pada 8 Maret 2020. Menurut berita yang beredar, Glenn meninggal akibat terkena penyakit meningitis.

Bagi sebagian orang meningitis adalah salah satu penyakit yang jarang didengar. Dilaporkan bahwa jumlah pasien meningitis sebesar di bawah dua kasus per 100.000 orang di Asia.

Secara global, pada tahun 2010, dilaporkan jumlah kasus meningitis sebanyak 12.010 laki laki dan 7.371 perempuan. Angka kematian akibat meningitis pun mencapai 1.025 pada tahun yang sama. Sementara penderita meningitis yang meninggal di Indonesia pada 2016 mencapai 4.313 orang dari 78.018 kasus.

Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus dan tingkat kematian tertinggi di Asia Tenggara akibat meningitis.

Menyerang otak

Meningitis adalah inflamasi yang terjadi di selaput meninges, yaitu salah satu selaput yang melapisi otak. Inflamasi ini dapat disebabkan karena banyak hal, misalnya infeksi virus, bakteri, maupun fungi (jamur).

Ada beberapa jenis meningitis. Pertama adalah meningitis virus yang merupakan jenis meningitis yang paling umum. Virus dalam kategori Enterovirus menyebabkan 85 persen kasus.

Patogen lainnya yang dapat menyebabkan meningitis ini adalah oxsackievirus A, coxsackievirus B, dan echovirus. Enterovirus hadir dalam lendir, air liur, dan kotoran dan dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau benda atau permukaan yang terinfeksi.

Virus yang dapat menyebabkan meningitis termasuk varicella zoster, virus yang menyebabkan cacar air dan herpes zoster; virus influenza, virus gondong, HIV, arbovirus, yang menyebabkan penyakit seperti West Nile dan ensefalitis kuda bagian timur; dan virus herpes simpleks. Jamur dan parasit juga dapat menyebabkan meningitis.

Kedua adalah jenis meningitis bakteri seperti yang dialami gitaris Jeff Beck. Jenis meningitis ini menular dan disebabkan oleh infeksi dari bakteri tertentu. Penyakit ini bisa berakibat fatal jika tidak dirawat. Antara 5-40 persen anak-anak dan 20-50 persen orang dewasa dengan kondisi ini meninggal meskipun telah mendapat perawatan yang tepat.

Ketiga adalah meningitis jamur. Jenis meningitis ini adalah jenis yang langka. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menginfeksi tubuh dan kemudian menyebar dari aliran darah ke otak atau sumsum tulang belakang.

Berikutnya adalah meningitis parasit, jenis ini lebih jarang ditemui daripada meningitis virus atau bakteri. Ia disebabkan oleh parasit yang ditemukan di tanah, tinja, dan pada beberapa hewan dan makanan, seperti siput, ikan mentah, unggas, atau produk tertentu.

Terakhir adalah meningitis non-infeksi. Meningitis satu ini bukanlah infeksi. Sebaliknya, itu adalah jenis meningitis yang disebabkan oleh kondisi atau perawatan medis lainnya. Seperti lupus, cedera kepala, operasi otak, kanker atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Jenis yang paling berbahaya adalah meningitis bakteri yang serius dan mengancam jiwa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), meningitis bakteri memiliki tingkat kematian sekitar 10%. Selain itu, 20% orang yang menderita meningitis bakteri berakhir dengan komplikasi parah.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat bahwa vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah meningitis bakteri. Karena beratnya meningitis bakteri, pengobatan harus dimulai sesegera mungkin. Kematian akibat meningitis bakteri ini dapat terjadi hanya dalam beberapa jam.

Meningitis bakteri umumnya disebabkan oleh dua strand bakteri yaitu Streptococcus pneumonia (penyebab terbanyak yang menyerang bayi dan anak) dan Neisseria meningitidis. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan droplet pernafasan atau sekresi tenggorokan saat batuk/bersin.

Sementara individu yang lebih tua yang hidup dengan penyakit yang mendasarinya atau kondisi kesehatan yang melemahkan sistem kekebalan dapat berada pada risiko lebih besar.

Mengutip situs Fakultas Kedokteran Universitas Jember, asumsi para peneliti, bakteri-bakteri ini menginduksi meningitis dengan cara masuk ke dalam aliran cairan serebrospinal melewati aliran darah atau secara langsung melalui infeksi lokal ataupun defek pada lapisan dural.

“Otak memiliki sebuah pelindung terhadap zat-zat asing yang hendak masuk yang disebut blood brain barrier. Untuk menginfiltrasi otak, maka patogen-patogen tersebut harus memiliki struktur khusus. Bakteri-bakteri tersebut akan menggabungkan struktur umumnya dengan protein-protein seperti PAF (platelet activating factor) sehingga dapat menembus blood brain barrier,” ungkap situs tersebut.

Setelah bakteri atau patogen melewati blood brain barrier, maka akan ada aktivasi dari sel-sel imun terutama limfosit. Sehingga apabila bakteri sudah menginfiltrasi, maka dia kan bereplikasi dan menyebabkan inflamasi yang semakin parah.

Seseorang yang menderita meningitis sering kali mengalami keluhan demam tinggi, tiba-tiba nyeri kepala, dan kejang. Tanda-tanda lainnya adalah leher kaku yang berhubungan dengan sakit kepala, rasa kantuk atau sulit bangun, hingga sensitivitas terhadap cahaya.

Kasus meningitis merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan neurologis, sehingga apabila terdapat tanda-tanda tersebut harus segera diberikan penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah perburukan dan kematian pada pasien.

Menurut National Meningitis Association, tanda-tanda dan gejala awal meningitis mudah disalahartikan sebagai flu. Mereka mungkin berkembang selama satu atau dua hari, tetapi beberapa jenis meningitis dapat berakibat fatal dalam 24 jam setelah gejala muncul

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button