Seberapa Buruk Eliano Reijnders hingga STY Coret Dua Kali di Skuad Timnas?

Keputusan kontroversial pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY), untuk tidak memasukkan Eliano Reijnders dalam daftar susunan pemain (DSP) pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan China dan Jepang menimbulkan banyak tanda tanya. 

Eliano, yang sudah menjalani proses naturalisasi dengan cepat, tampaknya tidak mendapat tempat di hati STY untuk memperkuat skuad Garuda di momen krusial.

Statistik Eliano Reijnders

Eliano Reijnders, yang bermain untuk PEC Zwolle di Eredivisie, sejatinya memiliki statistik yang tidak buruk untuk seorang bek kanan. Di musim 2024/2025, ia telah bermain dalam delapan pertandingan di liga utama Belanda. 

Dari jumlah itu, tiga laga dimulai sebagai starter, sementara sisanya sebagai pemain pengganti. Dalam 45 menit rata-rata per pertandingan, kontribusinya cukup stabil meski belum mencetak gol atau assist.

Menurut data Sofascore, Eliano mencatatkan rata-rata:
– 2,4 tekel sukses per pertandingan
– 1,6 sapuan
– Akurasi operan mencapai 83%, dengan 67% di antaranya terjadi di area pertahanan lawan
– 0,8 intersep per laga

Menurut data dari Transfermarkt, Eliano sering ditempatkan sebagai bek kanan, menunjukkan fleksibilitasnya dalam bermain di beberapa posisi.

Advertisement

Advertisement

Selain itu, akurasi operannya mencapai 83%, dengan 67% di antaranya berhasil di area pertahanan lawan. Meskipun belum berkontribusi dalam hal gol atau assist, peran defensif dan distribusi bolanya cukup solid.

Di level Eredivisie, statistik ini tidak bisa dibilang buruk, terutama untuk pemain yang lebih banyak dimainkan di lini pertahanan. Namun, apakah ini cukup untuk membuatnya layak bersaing di level internasional, khususnya menghadapi tim seperti Jepang dan China?

Shin Tae-yong: “Belum Layak Masuk Skuad”

Dalam konferensi pers seusai laga melawan Jepang, STY menegaskan bahwa keputusan untuk tidak memasukkan Eliano ke DSP bukan tanpa alasan. “Eliano belum memenuhi standar untuk masuk skuad,” ungkap STY. Komentar ini menjadi sorotan karena Eliano baru saja dinaturalisasi dengan harapan besar untuk memperkuat skuad Garuda.

Padahal, Shin sendiri memiliki peran besar dalam proses naturalisasi pemain diaspora, termasuk memberikan rekomendasi teknis. Fakta bahwa Eliano dinilai “belum layak” menimbulkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya diharapkan STY dari pemain ini.

Adaptasi dan Kompetisi Internal

Salah satu alasan yang mungkin menjadi pertimbangan STY adalah kemampuan Eliano untuk beradaptasi dengan gaya bermain Timnas Indonesia. Meski statistiknya cukup baik di klub, bermain untuk timnas seringkali membutuhkan kemampuan yang lebih dari sekadar angka di atas kertas. Kehadiran pemain seperti Sandy Walsh, Kevin Diks, dan Shayne Pattynama yang sudah lebih terbiasa dengan skema permainan STY mungkin menjadi alasan Eliano harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan kesempatan.

Selain itu, persaingan internal di skuad Garuda juga cukup ketat. Kevin Diks, yang baru saja menyelesaikan proses perpindahan federasi, telah langsung masuk ke skuad utama. Sementara itu, Sandy Walsh, meski belum banyak bermain untuk klubnya di Belgia, tetap dipercaya untuk memperkuat pertahanan Indonesia.

Faktor Lain: Waktu Bermain di Klub

Salah satu kritik yang sering dilontarkan STY terhadap pemain diaspora adalah kurangnya menit bermain di level klub. Namun, dalam kasus Eliano, ia justru memiliki menit bermain lebih banyak dibanding beberapa pemain lain di skuad Garuda, seperti Sandy Walsh atau bahkan Shayne Pattynama.

Keputusan STY ini mungkin juga dipengaruhi oleh preferensi taktik. Sebagai pelatih, STY memiliki kebebasan penuh untuk memilih pemain yang dianggap sesuai dengan kebutuhan tim, meskipun hal itu berarti meninggalkan pemain yang secara statistik terlihat menjanjikan.

Apakah Eliano Reijnders benar-benar seburuk yang disiratkan oleh keputusan STY? Dari sudut pandang statistik, performanya di klub cukup solid, meskipun belum luar biasa. Keputusan untuk mencoretnya dari DSP mungkin lebih terkait dengan adaptasi taktik dan gaya bermain yang diinginkan STY, serta persaingan ketat di posisi yang sama.

Namun, keputusan ini tetap menimbulkan tanda tanya besar, terutama mengingat proses naturalisasi Eliano yang berlangsung cepat. Jika Shin Tae-yong sendiri memberikan rekomendasi untuk naturalisasinya, mengapa kini ia tampak ragu memberikan kesempatan bermain?

Hanya waktu yang bisa menjawab apakah Eliano akan mampu membuktikan dirinya layak menjadi bagian inti dari skuad Garuda. Untuk saat ini, ia harus bersabar menunggu panggilan berikutnya khususnya melawan Arab Saudi mendatang.