Gregoria Mariska Tunjung mengaku masih kesulitan mengatur jam tidur lantaran jetlag sepulang dari Olimpiade 2024 Paris.
Mendarat di Jakarta pada Jumat (9/8/2024), Jorji sapaan akrab Gregoria nyaris tak punya waktu bersantai.
Ia hanya punya dua hari untuk berlibur sebelum kembali ke Pelatnas PBSI Cipayung dan bersiap tampil di Japan Open 2024, pekan depan.
“Persiapannya jujur terbatas banget karena kemarin kan sebulan di sana, terus kayak berasa masih jetlag, tapi kemarin pas sampe mau enggak mau udah harus latihan walaupun masih kayak zombie karena ngantuk. Karena kan jam tidurnya masih menyesuaikan lagi,” kata Jorji saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (15/8/2024).
Jorji mengaku tak ingin kehilangan momentum penampilan terbaiknya di Olimpiade 2024.
Oleh karena itu, tunggal putri peringkat tujuh dunia ini sebisa mungkin harus kembali menyesuaikan pola tidurnya demi persiapan maksimal menatap turnamen Super 750 itu.
“Jadi persiapannya bisa dibilang terbatas. Tapi saya rasa saya harus tanding di Japan Open ini karena kemarin kan semifinal, jadi mau mempertahankan itu,” tutur dia.
“Ditambah abis dari Olimpiade di tahun ini maksimalin dulu, enggak mau milih-milih turnamen, kecuali kalau ada sakit,” kata Jorji menambahkan.
Atlet asal Wonogiri mengaku menantang dirinya untuk naik level. Tentunya, momen Japan Open 2024 dirasa pas untuk membuktikan hal tersebut.
“Tapi kayak kemarin abis di Olimpiade hasilnya cukup bagus, jadi saya mau mencoba untuk menantang diri saya supaya bisa naik lagi levelnya. Persiapannya terbatas, tapi semoga cukup,” tutur dia.
Jorji sukses menyumbang medali perunggu di Olimpiade Paris setelah menuntaskan pertandingan semifinal melawan tunggal putri ranking satu dunia asal Korea Selatan, An Se Young di semi final. Jorji harus menyerah lewat rubber game, 21-11, 13-21, 16-21.
Meski kalah, atlet pelatnas PBSI Cipayung ini tidak perlu berkeringat untuk memperebutkan medali perunggu. Sebab, di sisi lain, Carolina Marin (Spanyol) memilih mengundurkan diri dari Olimpiade 2024 karena cedera saat laga semifinal melawan He Bing Jiao (China).
Marin saat itu mengalami cedera lutut kanan, sehingga memaksanya retired, meski tengah memimpin 21-14, 10-6 atas Bing Jiao.
Keputusan Marin untuk mundur membuat Jorji secara otomatis mendapatkan medali perunggu tanpa perlu bertarung di perebutan tempat ketiga.