Sejak Terungkapnya Korupsi Timah Rp300 Triliun, Penambangnya Banting Setir Jadi Perajin Lidi Nipah


Sejak terungkapnya megakorupsi PT Timah (Persero/TINS) Tbk yang merugikan negara Rp300 triliun, kegiatan tambang timah di Provinsi Bangka Belitung (Babel) langsung sepi.

Untuk bertahan hidup, para penambang timah banyak yang beralih profesi menjadi perajin lidi nipah.

“Peserta pelatihan kerajinan lidi nipah kemarin didominasi kaum perempuan yang sebelumnya bekerja di tambang-tambang timah inkonvensional,” kata Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kepulauan Babel, Safriati Safrizal di Pangkalpinang, Jumat (12/7/2024).

Ia mengatakan kegiatan pelatihan kerajinan lidi nipah yang diinisiasi Dinas Koperasi dan UKM Kepulauan Babel ini, guna meningkatkan ketrampilan yang semakin inovatif dan menghasilkan produk mandiri dan berdaya saing di pasar global.

“Pada pelatihan kemarin, saya sempat bertanya kepada peserta dan ternyata sekitar 80 orang peserta sebelumnya bekerja ‘ngelimbang’ timah di tambang-tambang rakyat,” ujarnya.

Ia menyatakan selama ini kaum perempuan di Kepulauan Bangka Belitung masih bersandar, mengagungkan dan memprioritaskan sebagai penambang timah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Namun sejak adanya pengetatan penambangan bijih timah selama proses hukum mega korupsi tata niaga timah di Kepulauan Babel, para penambang timah ini tidak bisa lagi menambang timah.

“Saat ini para ibu-ibu penambang ini tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan ekonomi keluarga menurun sehingga mereka mencari pekerjaan lainnya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya,” katanya.

Safriati Safrizal juga sebagai Penjabat TP PKK Provinsi Kepulauan Babel bersyukur para ibu-ibu penambang timah ini beralih sebagai perajin lidi nipah, sehingga dapat mendorong pertumbuhan UMKM di daerah ini.

“Alhamdulillah, para ibu-ibu sebelumnya bekerja ‘ngelimbang’ timah ini beralih menjadi perajin dan bergabung di UMKM kerajinan lidi nipah, sehingga UMKM ini dapat dengan mudah memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri yang sangat tinggi,” katanya.