Sejumlah negara Amerika Latin menolak hasil pemilihan presiden Venezuela yang dimenangkan petahana Nicolas Maduro, karena menduga ada kecurangan yang terjadi dalam prosesnya.
Kementerian Luar Negeri Peru pada Senin (29/7/2024), menyatakan telah memanggil pulang duta besarnya di Caracas, Librado Augusto Orozco Zapata, untuk berkonsultasi terkait ‘klaim yang dibuat oleh otoritas pemilu Venezuela’.
Di media sosial X, Menlu Peru Javier Gonzales-Olaechea juga mengutuk keras ‘hasil dari ketidakwajaran akibat kecurangan yang dilakukan pemerintah Venezuela’.
“Peru tak akan menerima pelanggaran terhadap kehendak rakyat Venezuela,” cuit dia.
Senada, pemerintah Kosta Rika juga menyatakan menolak hasil pemilu Venezuela dan menyebut proses pemilihan tersebut dipenuhi kecurangan.
“Kami akan bekerja sama dengan pemerintah demokratis di kawasan dan dengan organisasi internasional untuk memastikan kehendak suci rakyat Venezuela dihormati,” kata Presiden Kosta Rika Rodrigo Chaves, seperti dikutip dari Sputnik News, Selasa (30/7/2024).
Selain itu, Menteri Luar Negeri Chile Alberto van Klaveren mengatakan negaranya akan menangguhkan pengakuan terhadap hasil pemilu Venezuela. Ia menyatakan bahwa ‘demokrasi harus menang’ dan kehendak rakyat Venezuela harus dipenuhi.
“Mengingat situasi Venezuela … penting untuk menunggu pendapat dari pengamat internasional serta pemeriksaan atas semua tindakan, yang harus ditinjau oleh pihak oposisi,” kata van Klaveren.
Adapun Menteri Luar Negeri Kolombia Luis Gilberto Murillo lebih gamblang meminta supaya proses penghitungan ulang, verifikasi, dan audit atas hasil pilpres Venezuela dilakukan.
“Hasil pemilu pada hari yang menentukan tersebut harus memiliki kredibilitas dan legitimasi demi kebaikan kawasan dan kebaikan seluruh rakyat Venezuela,” ujar Murillo lewat unggahannya di media sosial X.
Komunitas internasional dan bangsa Venezuela, katanya, tentu berharap supaya transparansi pemilu berhasil dipertahankan dan semua keraguan terkait hasilnya dapat diluruskan.
Sementara itu, kementerian luar negeri Argentina, Kosta Rika, Ekuador, Panama, Paraguay, Peru, Republik Dominika, dan Uruguay, mengeluarkan pernyataan bersama terkait hasil pemilu presiden Venezuela.
Mereka menyatakan akan terus memantau situasi di Venezuela dan menyerukan supaya ‘hasil pemilu benar-benar sesuai dengan kehendak rakyat’.
Nicolas Maduro pada Minggu (28/7/2024) dinyatakan sebagai pemenang pilpres dengan meraih 51,2 persen dari 80 persen suara yang sudah dihitung. Sementara penantang Maduro dari kubu oposisi, Edmundo Gonzales, mendapat 44,2 persen suara.
Dengan hasil tersebut, Maduro dijadwalkan memulai masa jabatannya yang ketiga sebagai presiden pada 10 Januari 2025.