Market

Solusi Gelombang PHK, Gapki Tawarkan Optimalisasi Industri Sawit

Ketika industri di dalam negeri banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena sepinya permintaan dunia, industri sawit bisa menjadi solusi.

Saat ini, sedikitnya 17, 5 juta pekerja terserap di industri ini. Kalau bisa dioptimalkan lagi, sedikitnya 20 juta pekerja bisa masuk ke hulu hingga hilir industri sawit nasional. Disampaikan Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, Jakarta, dikutip Sabtu (4/11/2022), industri sawit tidak hanya menyumbang penerimaan negara berbentuk devisa ekspor sebesar US$30 miliar pada 2021. Dengan asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS, anhgka itu setara Rp450 triliun. Capaian tertinggi sepanjang sejarah industri sawit di tanah air.

Kata Eddy, industri sawit khususnya sektor hilir, menyerap pekerja dalam jumlah yang signifikan, dibandingkan industri komoditas lain. Di sisi hulu, sebesar 59 persen sektor ini dikelola perusahaan dan sisanya 41 persen dikelola masyarakat. “Disamping itu di sektor hulu sawit belum bisa dilakukan full mekanisasi, sehingga masih banyak nembutuhkan tenaga kerja,” ujar Eddy.

Dia memperkirakan, total penyerapan tenaga kerja di sektor hulu sawit, mencapai 5 juta orang yang tersebar di berbagai sentra sawit. Adapun total luas perkebunan mencapai 16,3 juta hektare. Serapan tenaga kerja tidak akan terus meningkat selama tidak ada pengembangan kebun. Peningkatan tenaga kerja, berpeluang terjadi di sektor hilir. “Tapi apabila terus ada pengembangan di sektor hilir, kemungkinan akan meningkat di hilirnya,” imbuhnya.

Meski tak punya peluang besar untuk meningkat, Eddy menilai tenaga kerja di sektor hulu punya peran yang jauh lebih krusial dalan keberlangsungan industri kelapa sawit. Apabila ada hambatan di hulu, maka seluruh proses juga akan terhambat. Sawit telah menyerap tenaga kerja lebih besar dibandingkan komoditas lain, meski potensi industri tersebut belum tergali maksimal

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button