MarketNews

Selesai Operasi Pasar, Harga Minyak Goreng Mahal Lagi

Operasi pasar (OP) minyak goreng (migor) ternyata belum efektif menurunkan harga. Selesai OP, harga migor diharapkan Rp14 ribu/liter, ternyata naik lagi.

Berdasarkan pantauan Inilah.com, Jumat (14/1/2022) di Pasar Timbul, Jagakarsa, Jakarta Selatan, harga minyak goreng kemasan turun tipis. Awalnya Rp20.800 menjadi Rp19.750 per liter. “Ya, kita kan harus balik modal mas. Belinya sudah mahal, ini ngabisin stok,” tutur Siswanto (38), salah satu pedagang sembako.

Untuk minyak curah, Siswanto mengaki tidak menjual, karana barangnya langka. Jadi, dia hanya menyediakan minyak goreng dalam kemasan. Sedangkan harga telur ayam mengalami penurunan lumayan signifikan. “Telur ayam pernah Rp26 ribu per kilogram, sekarang turun menjadi Rp22 ribu per kilogram,” paparnya.

Jauh melipir ke Jawa Timur, tepatnya di Bondowoso, harga minyak goreng masih tinggi. Untuk kemasan bermerek harganya berada di kisaran Rp38 ribu hingga Rp40 ribu per dua liter. Atau Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per liter. “Sedangkan yang curah (minyak goreng), harganya masih tinggi. Sekitar Rp22 ribu per kilogram (1 liter minyak = 0,8 kilogram),” papar Bambang, pedagang sembako di Pasar Bondowoso, Jawa Timur.

Pada Kamis (13/1/2022), Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto meninjau kegiatan operasi pasar di Pasar Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan serta stabilitas harga bahan pangan, khususnya minyak goreng.

Di mana, sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Mulai dari minyak goreng, telur ayam, cabai rawit, beras, bawang putih, dan daging ayam ras.

Selain di Surabaya, pemerintah juga mengadakan kegiatan operasi pasar di berbagai daerah, seperti Pasar Rakyat Phula Kerti-(Denpasar) dan Pasar Cileungsi (Kab Bogor). “Operasi pasar yang dilakukan hari ini merupakan rangkaian dari sejumlah langkah nyata yang dikerjakan oleh pemerintah dengan melibatkan berbagai stakeholder untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat,” ungkap Menko Airlangga.

Saat membangun komunikasi dengan pedagang, Menko Airlangga sempat mendengar keluhan tentang masih mahalnya minyak goreng. “Dalam operasi pasar ini, kami juga mengecek harga bahan pangan untuk mendukung kebijakan pemerintah, terutama dalam menekan harga minyak goreng ke Rp 14.000. Operasi pasar kali ini juga dilengkapi dengan komoditas lain seperti beras, telur, cabai, dan bawang, termasuk gula pasir,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan, pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga pangan, salah satunya dengan memasukkan ketahanan pangan dalam Agenda Pembangunan Nasional tahun 2022-2024. Selain itu, pada Rabu (5/1) lalu, Airlangga juga mengungkapkan pengambilan kebijakan pada komoditas minyak goreng.

“Tentu pemerintah akan terus melakukannya. Kebijakan ini baru diambil dan regulasinya sedang diatur dalam keputusan Mendag yang baru diterbitkan 2 hari lalu. Mudah-mudahan minggu depan sudah lebih banyak lagi minyak dengan harga Rp14.000 ribu per liter,” tutur Ketum Partai Golkar ini.

Selain menjaga stabilitas harga pangan, Menko Airlangga menerangkan, pemerintah terus mendorong digitalisasi pasar, dengan penggunaan transaksi non-tunai di pasar tradisional. Dengan adanya digitalisasi, masyarakat dapat melakukan transaksi non-tunai menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang merupakan standardisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia.

 

 

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button