News

Semangat Reformasi Perlu Diperbarui

Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai semangat reformasi perlu diperbarui agar spiritnya tetap melekat pada generasi Z. Hal ini dianggap penting karena lebih dari 60% populasi merupakan Gen Z yang tidak memiliki memori terhadap reformasi 98.

Menurut Zulhas, api reformasi harus terus dijaga karena pergerakan politik yang deras dari akar rumput itu belum sempurna. Tanpa menjaga spirit maka reformasi hanya sebatas kenangan atas peristiwa politik yang mengiringi perkembangan bangsa.

“Reformasi cukup dikenang, tetapi semangatnya perlu diperbarui dengan spirit zaman sekarang. Reformasi adalah keinginan untuk berubah cepat ke arah yang lebih baik, memperbaiki hal-hal yang buruk,” kata Zulhas, Minggu (22/5/2022).

Dia menilai, reformasi 98 yang diperingati setiap 21-22 Mei tidaklah cukup. Sebab cita-cita reformasi sejatinya belum tercapai bahkan cenderung mengundang jawaban yang relatif dari pertanyaan apakah reformasi sudah tercapai.

“Namun saya percaya kita semua bergerak ke arah yang lebih baik, maka Indonesia pasti lebih baik dari sebelumnya. Kita mengupayakan semua kebaikan ini bersama-sama. Indonesia digerakkan oleh generasi yang ingin bangsanya lebih baik,” ujarnya.

Ketum PAN mengingatkan, semangat reformasi harus mengalami regenerasi, agar pemuda tidak terjebak pada romantisme peristiwa politik itu. Spirit reformasi idealnya digelorakan bukan hanya dalam bentuk perlawanan terhadap rezim tetapi dalam bentuk inovasi dan kemajuan-kemajuan lain.

Zulhas meyakini, pada saat ini anak muda memiliki banyak alasan untuk melakukan berbagai hal dengan semangat tersebut, mulai dari bergerak memperbaiki kualitas demokrasi, terlibat dalam gerakan penyelamatan, dan perlindungan lingkungan. Selain itu, pemuda bisa aktif pada gerakan sosial untuk kebaikan sesama, menumbuhkan nasionalisme dengan mendukung produk-produk lokal, hingga menggerakkan ekonomi kreatif dan digital.

Menurutnya, Peringatan 24 Tahun Reformasi harus dijadikan momentum untuk memperbarui semangat reformasi agar jangan sampai tertinggal seperti 24 tahun lalu. “Mereka (Gen Z) tentu memiliki alam berpikir yang lebih baru dan kekinian, tidak terjebak romantisme reformasi,” ungkapnya.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button