Senator AS Bernie Sanders mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden harus menahan bantuan militer kepada Israel dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
“AS harus menahan semua bantuan militer ofensif ke Israel dan menggunakan pengaruh kami untuk menuntut diakhirinya perang ini,” kata Sanders dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan Anadolu Agency, Rabu (19/6/2024).
Sanders juga menekankan agar AS menggunakan kekuatannya untuk mengalirkan aliran bantuan kemanusiaan yang tak terbatas ke Gaza, menghentikan pembunuhan warga Palestina di Tepi Barat dan langkah-langkah awal menuju solusi dua negara.
Pernyataan senator muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa AS menahan senjata untuk Israel.
Netanyahu mengatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meyakinkannya bahwa pemerintahan Biden sedang berupaya untuk membatalkan pembatasan pengiriman senjata ke Israel karena perang yang telah menewaskan atau melukai lebih dari 100 ribu orang.
Netanyahu mengatakan ketika Blinken berada di Israel, mereka melakukan ‘pembicaraan yang jujur’.
“Tetapi saya juga mengatakan hal lain: Saya mengatakan tidak dapat dibayangkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah telah menahan senjata dan amunisi untuk Israel,” kata PM Israel tersebut.
Menanggapi itu, Sanders mengatakan bahwa tidak diragukan lagi bahwa keluhan serupa akan kembali terdengar ketika Netanyahu berpidato di depan Kongres pada 24 Juli 2024. Sanders, seraya menegaskan kembali bahwa ‘tidak masuk akal’ apabila Netanyahu diundang untuk berpidato di depan anggota parlemen.
Israel yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Lebih dari 37.350 warga Palestina telah terbunuh di Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 85.400 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.