Market

Sentimen Inflasi Global Hantui Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menjelang akhir pekan berpeluang melemah. Potensi tersebut menurut analis dipicu oleh kekhawatiran inflasi.

Kurs rupiah sedikit melemah 6 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.383 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.377 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan hari ini terhadap dolar AS. Kekhawatiran pasar terhadap inflasi bisa menjadi pemicu pelemahan rupiah,” kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (4/2/2022).

Menurut dia, kenaikan harga minyak mentah sebagai sumber energi yang menyentuh kisaran 90 dolar AS per barel, pertama kali sejak tahun 2014, akan menjadi pendorong kenaikan inflasi global.

Selain itu inflasi yang melonjak di AS juga akan mengkonfirmasi kebijakan pengetatan moneter Negeri Paman Sam, yang lebih agresif ke depan yang akan mendorong penguatan dolar AS.

Meski begitu saat berita ini ditulis, indeks dolar AS masih terlihat melemah 0,13 persen ke level 95,25.

Sementara itu dari dalam negeri, Ariston berpendapat kondisi penularan COVID-19 yang semakin tinggi akan meresahkan pelaku pasar.

“Hal ini tentunya bisa menekan nilai tukar rupiah,” ungkapnya.

Jumlah kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 di Tanah Air pada Kamis (03/02) kemarin bertambah 27.197 kasus sehingga total kasus mencapai 4,41 juta kasus.

Dengan demikian Ariston memproyeksikan kurs rupiah hari ini akan melemah ke arah Rp14.400 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.350 per dolar AS.

Pada Kamis (27/1) rupiah ditutup melemah 36 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.389 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.353 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button