Serakah Keruk Kekayaan Alam Indonesia. Bos Freeport Dorong Waktu Izin Tambang tak Dibatasi


Para bos tambang termasuk PT Freeport Indonesia (PTFI/Freeport) yang tergabung dalam Indonesian Mining Association (IMA) mulai tak puas dengan adanya pembatasan waktu izin tambang. Mulai ada ide nakal agar aturan tersebut dihapus.

Ketua Umum IMA, Rachmat Makkasau mendorong pemerintah meninjau ulang kebijakan batas waktu izin tambang. Izin tambang semestinya berlaku sesuai umur tambang, demi pemanfaatan yang maksimal.

Rachmat mengatakan, kebijakan yang berlaku saat ini, izin tambang diberikan untuk jangka waktu tertentu. Hal ini dinilainya menghambat investasi. 

“Kita harap pemerintah melihat batasan umur tambang dengan memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam kaidah pertambangan sehingga investor lebih siap berinvestasi jangka panjang,” ucap Rachmat di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Ia lantas menyebut, beberapa negara lain sudah tidak membatasi waktu izin tambang. Negara lain hanya membatasi izin tambang dengan sejumlah aturan ikutan seperti terkait lingkungan.

Hanya saja, Rachmat tak menyebut negara mana yang dimaksudnya. Dijelaskan, aturan mengenai waktu izin tambang ini, harus diperhatikan oleh pemerintah. Karena penting demi kesinambungan industri tambang.

Di sisi lain, Rachmat mengaku sudah menyampaikan usulan itu kepada pemerintah. “Dalam beberapa pertemuan usulan sudah kami sampaikan. Sudah dicatat dan ini adalah salah satu yang akan terus kami yakinkan memang ada poin-poin yang dibutuhkan industri tambang untuk memastikan kesinambungannya,” jelas Rachmat.

Presiden Direktur Freeport, Tony Wenas mendorong agar pemerintah tidak membatasi izin tambang. Di negara lain sudah ada yang memberlakukan aturan tersebut.

“Menyambung Pak Rachmat, sebaiknya memang (izin tambang) tak dibatasi dengan jangka waktu. Seperti di negara tambang di luar Indonesia. Sebagian besar sampai cadangannya habis,” kata Tony.

Ia menilai jika izin tambang tak dibatasi waktu, maka industri bisa lebih berkelanjutan. Apalagi, industri tambang sudah terintegrasi dari hulu ke hilir.

“Jadi sebaiknya memang diberikan apalagi sudah terintegrasi hulu-hilir. Diberikan perpanjangannya sampai cadangannya habis,” kata Tony.