Market

Gara-gara Beras Mahal, Mendagri Tito Copot Pj Wali Kota Cimahi

Hari-hari ini, para penjabat (pj)  gubernur, bupati hingga wali kota se-Indonesia, bakal sulit tidur nyenyak. Karena, karir mereka bisa melayang cepat jika tak mampu mengendalikan harga pangan (inflasi).

Seperti dialami Dikdik Suratno Nugrahawan, Pj Wali Kota Cimahi, Jawa Barat yang dicopot Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito karnavian. Gara-garanya sepele, harga beras tak turun-turun.

“Saya sudah berkali-kali menyampaikan kepada pihak Pemerintah Kota Cimahi. Inflasinya tinggi, harga berasnya naik, tidak turun-turun,” kata Mendagri Tito saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Atas keputusan yang cukup pahit ini, Dikdik hanya bisa pasrah. “Sejauh ini baik-baik saja karena kami sebagai aparatur sipil negara (ASN) tentu yang harus dikedepankan adalah prestasi, dedikasi loyalitas dan tidak tercela,” katanya.

Dijelaskan Dikdik, masa tugasnya sebagai Pj Wali Kota Cimahi sebenarnya berakhir pada 22 Oktober 2023. Selanjutnya masa tugasnya sebagai Pj Walkot Cimahi bisa diperpanjang. Namun itu tidak dilakukan Mendagri Tito. Karena itu tadi, Dikdik dinilai tidak performance dalam mengatasi inflasi.

“Ini sesuatu hal yang tidak disampaikan oleh Mendagri tidak berbicara seperti itu (soal pencopotan), yang disampaikan oleh Mendagri adalah mengganti saya dengan pejabat yang lain,” kata Dikdik.

Namun, Dikdik keberatan jika disebut gagal ‘menjaga’ inflasi. Pada Oktober 2023, angka inflasi di Kota Cimahi turun menjadi 2,3 persen. Bahkan sedikit lebih rendah ketimbang angka inflasi di Jabar. 

“Bulan Januari inflasi di Kota Cimahi sekitar 7 persen,. Dan, bulan Oktober, inflasi Kota Cimahi (turun) menjadi 2,3 persen. Angka ini di bawah rata-rata Jawa Barat yang sebesar 2,35 persen,” kata Dikdik.

Selama menjadi Pj Wali Kota Cimahi, kata Dikdik mengaku rajin mengevaluasi kinerja tim pengendali inflasi daerah (TPID). Dan terus berupaya menjaga agar pergerakan harga khususnya pangan di Kota Cimahi bisa stabil. Serta terjangkau kantong warga. “Faktanya pun bisa terlihat dari hasil yang saya sampaikan tadi (inflasi 2,3 persen),” kata Dikdik.

Menurut Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Kota Cimahi, Andri Gunawan mengatakan bahwa harga beras di empat pasar di Cimahi, memang naik. Tapi naiknya mulai hari ini (Selasa, 10/10/2023).

Ke-empat pasar yang dimaksud adalah Pasar Atas, Pasar Cimindi, Pasar Melong, dan Pasar Citeureup. “Harga beras di empat pasar naik. Berdasarkan hasil survei, naiknya baru hari ini,” kata Andri, Selasa (10/10/2023)

Hasil survei menyebutkan, harga beras kelas medium mengalami kenaikan, sedangkan beras premium cenderung stabil. Untuk beras medium, harga tertinggi terjadi di Pasar Atas, Rp13.700/kilogram (kg). Sedangkan harga normalnya Rp13.400/kg. Sementara di Pasar Melong, beras premium dijual dengan harga Rp14.500/kg.

Pun demikian dengan harga cabai rawit hijau ikut naik. Di Pasar Atas, cabai rawit hijau harganya naik dari Rp49 ribu/kg, menjadi Rp50 ribu/kg.  Untuk daging ayam ras dan telur ayam, harganya turun Rp300 per kilogram.

Nasib apes Dikdik ini, bisa juga dialami para Pj kepala daerah se-Indonesia yang berjumlah 170 orang. Dinilai gagal menurunkan harga beras atau bahan pangan lainnya, tiba-tiba dicopot.

Menurut Peraturan Mendagri No 4 Tahun 2023 tentang Penjabat Gubernur, Bupati dan Wali Kota, mengatur masa jabatan Pj kepala daerah adalah 1 tahun. Bisa diperpanjang, atau ganti orang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button