Seruan Blokir Film Snow White di Negara-negara Arab Semakin Menguat


Beberapa organisasi Arab telah mengintensifkan seruan untuk memboikot film terbaru Disney, Snow White atau Putri Salju. Pemilihan Gal Gadot, seorang aktris Israel dan mantan prajurit di angkatan darat Israel, dikecam sebagai bagian dari kampanye menentang dukungan vokalnya terhadap zionis di tengah serangannya yang sedang berlangsung terhadap Gaza.

Kampanye ini muncul saat film Snow White dirilis minggu ini dan harus menghadapi kontroversi yang terus meningkat. Para kritikus menuduh Disney memungkinkan terjadinya pembersihan pendudukan Israel melalui peran penting Gadot sebagai Ratu Jahat dalam film tersebut.

Aktivis hak asasi manusia berpendapat bahwa dukungan publik Gadot terhadap perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 61.700 orang – kebanyakan wanita dan anak-anak – membuatnya tidak layak menjadi bagian dari produksi besar yang dipasarkan kepada khalayak global, termasuk di dunia Arab.

Para aktivis telah mendesak bioskop-bioskop di seluruh wilayah untuk menolak menayangkan film tersebut, dengan mempromosikan tagar seperti #BoycottSnowWhite, #BoycottGalGadot, dan #SnowWhiteWithOccupationFlavour dalam protes digital terkoordinasi.

Kampanye boikot ini didukung oleh berbagai organisasi di seluruh dunia Arab, termasuk kelompok dari Yordania, Bahrain, Lebanon, Tunisia, dan Mesir, yang semuanya secara konsisten menentang normalisasi budaya dengan Israel.

Ini termasuk Kampanye Yordania untuk Mendukung Perlawanan dan Menentang Normalisasi, Masyarakat Bahrain Menentang Normalisasi, Kampanye untuk Memboikot Pendukung Israel di Lebanon, Kampanye Tunisia untuk Memboikot dan Menolak Normalisasi, serta Gerakan Populer di Mesir untuk Menolak Zionisme dan Pembuat Film Menentang Normalisasi.

“Gal Gadot tidak mewakili seni – ia mewakili pendudukan, kekerasan, dan kekuatan militer yang terus melakukan kekejaman terhadap warga Palestina,” kata kelompok tersebut dalam pernyataan bersama.

“Membiarkannya membintangi Putri Salju adalah upaya untuk membersihkan citranya dan mengalihkan perhatian dari dukungannya yang tak tergoyahkan terhadap agresi Israel.”

Kontroversi seputar Gadot hanya menambah turbulensi film tersebut, yang telah menghadapi serangkaian tantangan terkait masalah budaya dan politik. Walaupun Disney sebelumnya telah menghadapi reaksi keras atas keputusan pemilihan pemain dan masalah sosial, kontroversi terbaru ini telah menyebabkan seruan luas untuk boikot regional di dunia Arab.

Meskipun Disney berupaya membatasi liputan pers pada pemutaran perdana film tersebut baru-baru ini di Los Angeles, gerakan boikot tersebut telah mendapatkan momentum daring. Para aktivis bersikeras bahwa pemutaran Snow White di bioskop-bioskop Arab akan dianggap sebagai promosi tokoh yang terkait erat dengan tindakan militer Israel dan pelanggaran yang sedang berlangsung di Gaza.

Aktivis boikot Arab berpendapat bahwa menampilkan Gadot dalam produksi besar Disney mengirimkan pesan yang meresahkan, terutama pada saat Gaza masih terkepung dengan puluhan ribu korban Palestina.

Kelompok di balik kampanye ini bersikeras bahwa upaya mereka tidak hanya terkait dengan Putri Salju, tetapi juga bagian dari dorongan yang lebih luas untuk menantang tokoh masyarakat yang membela tindakan militer Israel, dengan menyatakan bahwa “tidak ada platform yang boleh diberikan kepada pendukung penindasan dan kekerasan”.

Dengan anggaran lebih dari US$250 juta, Snow White telah memulai dengan ambisi yang lebih tinggi, terutama karena film ini mengembalikan Disney ke asal-usulnya. Film asli ‘Snow White And The Seven Dwarfs’ tahun 1937 merupakan film animasi pertama perusahaan tersebut.