Setelah Pager, Lebanon Kembali Diguncang Rentetan Ledakan Walkie-Talkie


Serangan teror perangkat elektronik terus mengguncang Lebanon. Setelah rentetan ledakan alat penyeranta alias pager, kini sejumlah walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok Hizbullah juga dilaporkan meledak. Insiden yang terjadi pada Rabu (18/9/2024) malam ini setidaknya telah menewaskan 20 orang dengan 450 lainnya mengalami cedera.

Mengutip The Guardian, Kamis (19/8/2024), seorang sumber di Hizbullah mengonfirmasi bahwa walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok tersebut menjadi sasaran serangan baru. Seorang sumber keamanan senior mengatakan ledakan-ledakan itu mirip dengan serangan pager.

Hal sama juga dilaporkan Associated Press mengutip TV Hizbullah, Al-Manar. “Di Baalbek ledakan terjadi saat prosesi pemakaman anggota Hizbullah berlangsung sementara satu lainnya meledak di dalam sebuah apartemen,” tulis laman itu.

Gumpalan asap tebal terlihat dari gedung tersebut dalam sebuah foto yang disebarkan oleh kantor berita Lebanon, National News Agency. Militer Lebanon telah menghimbau masyarakat untuk tidak berkumpul di area tempat terjadinya insiden karena tim medis berusaha mencapai area tersebut.

Sebelumnya, ledakan massal pager yang dipakai Hizbullah setidaknya membuat 12 orang tewas dan melukai hampir 3.000 orang, termasuk 200 kritis.

Hizbullah adalah proksi Iran di Timur Tengah yang bersekutu dengan Hamas, penguasa Jalur Gaza. Hizbullah sudah beberapa bulan lebih terlibat baku tembak lintas batas dengan Israel karena protes terhadap serangan Israel ke Gaza yang menewaskan 41.000 lebih warga.

Mengutip AFP, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib memperingatkan bahwa ‘serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan keamanan Lebanon’ merupakan perkembangan berbahaya yang dapat ‘menandakan perang yang lebih luas’. Gelombang korban yang begitu banyak sekaligus membuat rumah sakit di basis Hizbullah kewalahan.

Hizbullah menuding Israel menjadi dalang ledakan ribuan perangkat komunikasi tersebut. Mereka bersumpah akan membalas tindakan Israel tersebut.

Kelompok milisi Palestina, Hamas hingga Iran juga mengecam aksi peledakan perangkat elektronik ini dan menuding Israel bertanggung jawab.