Market

Setelah Pertamax, Kini Tunggu Harga Pertalite dan Solar Turun 20 Persen

Seiring turunnya harga minyak dunia, pemerintah menurunkan harga BBM nonsubsidi, yakni Pertamax series. Tapi, harga BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar tak kunjung turun hingga kini.

“BBM nonsubsidi sudah turun, maka yang subsidi seharusnya ikut turun dong. Saya kira, turunnya bisa 20 persen,” ungkap Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Irres), Marwan Marwan kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Mungkin anda suka

Marwan mengatakan, kejadian ini mirip dengan Juni 2020. Kala itu, minyak dunia berada di level terendah yakni US$20 per barel, namun harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tak turun-turun.

Saat ini, harga minyak dunia berada di bawah asumsi APBN 2023 sebesar US$95 per barel. Tepatnya berada di kisaran US$77-83 per barel. Atas pekembangan ini, pemerintah pada 3 Januari 2023 menurunkan BBM nonsubsidi, mulai pukul 14.00 WIB.

Kemudian Marvan menceritakan pengalaman menggugat harga BBM pada Juni 2020. Dia bersama 14 aktivis membentuk Koalisi Masyarakat Penggugat Harga BBM (KMPHB), melayangkan somasi kepada Presiden Jokowi. “Alasan utama dari somasi itu adalah harga minyak dunia turun sejak 3 bulan terakhir, pemerintah belum turunkan harga BBM. Beberapa negara sudah lakukan penyesuaian harga,” tuturnya.

Marwan benar. Malaysia saja, mematok harga Pertamax Turbo lebih murah ketimbang Indonesia, yakni Rp4.600 per liter. Sedangkan harga di Indonesia, Pertamax Turbo pada Juni 2020 dibanderol Rp9.850 per liter. “Harga minyak dunia saat itu, anjlok sampai 20 dolar AS per barel,” ungkap Marwan.

Dia menilai, kebijakan bahan bakar minyak (BBM) di awal 2023 ini, sangat aneh. Ketika BBM nonsubsidi turun, seharusnya BBM subsidi ikut turun. Bisa jadi, pemerintah dan Pertamina tidak konsisten dalam menjalankan aturan harga BBM. “Ketika harga minyak dunia naik, aturannya dipakai. Sebaliknya, ketika turun (minyak dunia), aturannya enggak dipakai,” imbuhnya.

Pandangan senada disampaikan pengamat ekonomi energi UGM, Fahmy Radhi, ketika harga BBM nonsubsidi turun, harus seharusnya diikuti turunnya harga BBM subsidi. “Kalau harga BBM nonsubsidi turun, mestinya BBM subsidi juga turun. Kan, variabel untuk menghitung harga BBM subsidi dan nonsubsidi itu sama,’ paparnya.

Dia menyebutkan, variabel untuk menghitung harga BBM, baik subsidi maupun nonsubsidi adalah harga minyak dunia, inflasi serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Mulai 3 januari 2023, Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan harga baru BBM nonsubsidi. Untuk Pertamax harganya turun Rp1.100 per liter.  “Diputuskan, harga Pertamax disesuaikan dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800,” ujar Menteri Erick.

Selanjutnya, harga baru BBM nonsubsidi diatur dalam Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022, perubahan dari Kepmen No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM nonsubsidi.

Untuk Pertamax (RON 92), harganya disesuaikan menjadi Rp12.800 dari sebelumnya Rp13.900 per liter. Pertamax Turbo (RON 98) disesuaikan menjadi Rp14.050 per liter, sebelumnya Rp15.200 per liter.

Sedangkan jenis gasoil (diesel) yakni Dexlite (CN 51), harganya menjadi Rp16.150 per liter. Sebelumnya Rp18.300 per liter. Untuk Pertamina Dex (CN 53) turun menjadi Rp16.750, sebelumnya Rp18.800 per liter. Anehnya, harga baru ini hanya berlaku di provinsi yang pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB)-nya 5 persen, seperti DKI Jakarta.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button